Tidak Layaknya Bangunan Sekolah, Siapa yang Salah?


Oleh : Hanum Hanindita, S.Si.

Renovasi Belum Untuk Semua Sekolah

Prabowo menyatakan anggaran sebesar Rp 17,5 triliun akan dikucurkan untuk kepentingan renovasi sekolah. Ia merinci, ada sebanyak 10.440 sekolah di seluruh Indonesia yang akan direnovasi, baik negeri maupun swasta.

Dana rehabilitasi dan renovasi akan ditransfer atau diberikan tunai kepada tiap sekolah tersebut agar pihak sekolah bisa mengelolanya sesuai kebutuhan perbaikan.

Prabowo mengakui masih banyak sekolah yang perlu diperbaiki di luar 10.440 sekolah target tersebut. Ada  330 ribu sekolah lebih yang perlu diperbaiki. (detik.com,29/11/24)

Sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih memprihatinkan. Sekolah rusak terus menjadi persoalan yang belum juga terpecahkan. 

Fasilitas sekolah yang tidak memadai dapat mengganggu proses belajar mengajar. Guru akan kesulitan dalam memberikan dan menjelaskan materi kepada peserta didik. Siswa pun menjadi tidak konsentrasi menyerap pelajaran. Di sisi lain kemanan siswa dan guru juga terancam.


Indikasi Negara Kurang Peduli

Dirangkum dari berbagai sumber, menurut para pakar dan pemerhati pendidikan, banyaknya sekolah rusak di Indonesia disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya anggaran pemerintah, distribusi anggaran yang tidak merata antar daerah, peta jalan perbaikan sekolah yang belum ada, sistem perbaikan yang parsial, bangunan yang sudah tua dan tidak dirawat dengan baik, prioritas rehabilitasi yang tidak merata antara sekolah dekat pusat pemerintahan dan di pelosok, adanya korupsi dan spesifikasi bangunan yang tidak sesuai dengan kontrak.

Banyaknya bangunan sekolah tidak layak menjadi salah satu indikasi kurangnya kepedulian negara terhadap generasi baik dalam hal keselamatan siswa, kenyamanan belajar, dan kegiatan belajar. Sebab masalah ini sudah terjadi sangat lama namun tidak juga selesai hingga kini.

Seperti yang sudah umum diketahui, proses belajar mengajar adalah proses yang sangat penting dan membutuhkan kondisi yang aman dan nyaman serta keselamatan anak terjamin termasuk bangunan yang memadai.  Namun penguasa yang tidak peduli tidak akan memenuhi kebutuhan tersebut, bahkan abai karena penguasa jauh dari peran menjalankan diri sebagai pengurus rakyat.

Lihatlah, dari 300 ribu lebih sekolah yang harus diperbaiki tetapi mengapa baru sekitar 10 ribu yang ditargetkan. Bahkan jumlahnya tidak sampai seperempat dari yang harus diperbaiki. Belum lagi dengan anggaran yang ada apakah benar akan cukup mengcover biaya renovasi dan menghasilkan sekolah dengan gedung yang kokoh dan berkualitas bagus. Apakah juga kucuran dananya akan segera turun tanpa birokrasi yang menyulitkan. Belum lagi peluang korupsi yang akan dimanfaatkan pejabat rakus dalam proyek renovasi sekolah. Tentunya semua harus menjadi titik perhatian.


Kapitalisme Pangkal Masalah

Marilah kita lihat masalah ini lebih dalam. Jika bangunan sekolah saja tidak memberikan keamanan dan kenyamanan dalam belajar, bagaimana caranya proses kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan optimal. Kondisi seperti itu juga menjadi faktor yang membuat siswa tidak fokus belajar dan mendapatkan hasil terbaik. Di satu sisi siswa harus mencapai standar nilai-nilai tertentu namun di sisi lain fasilitasnya tidak mendukung.

Inilah watak negara dalam naungan kapitalisme. Penguasanya mengeluarkan kebijakan yang disetir oleh pemodal. Pendidikan pun tidak menjadi perhatian utama sebab dalam paradigma kapitalisme pendidikan dipandang tak ubahnya sebagai ladang bisnis. Maka pendidikan berkualitas itu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mampu membelinya.


Islam Menjamin Kelayakan Fasilitas Sekolah

Tempat yang layak menjadi salah satu hal penting untuk keberlangsungan pendidikan. Agar terwujud pendidikan yang berkualitas, banyak hal yang harus dipenuhi. 

Islam menjadikan pendidikan sebagai hal penting yang menjadi tanggung jawab negara. Dengan demikian, negara harus menyediakan sarana prasarana berkualitas yang aman untuk tercapainya tujuan pendidikan. Negara memiliki kewajiban untuk memenuhi  kebutuhan bangunan sekolah yang kokoh serta mengupayakan untuk mewujudkannya. Sebab, di dalam Islam setiap individu rakyat berhak memperoleh pendidikan terbaik. Artinya tempat dalam proses belajar juga harus berkualitas.

Lalu bagaimana caranya sistem Islam mewujudkan itu semua? Umum kita ketahui, untuk mengadakan bangunan sekolah yang berkualitas dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penguasa akan menerapkan sistem ekonomi Islam di negara. Dengan penerapan sistem ekonomi Islam akan terwujud bangunan sekolah terbaik lengkap dan kokoh. 

Semua itu dapat terjadi karena negara memiliki kekayaan besar yang mampu membiayai. Kekayaan itu utamanya diperoleh dari pengelolaan SDA yang melimpah.

Dengan kekuatan modal yang diperoleh dari pengelolaan SDA, sangat mudah bagi negara untuk menyediakan bangunan sekolah yang berkualitas.

Dengan demikian sekolah yang bagus bisa dinikmati oleh semua rakyat tanpa kecuali. Bukan hanya dari sisi bangunannya saja yang memadai, namun juga dari sisi kurikulum sekolah yang berbasis aqidah Islam serta tenaga guru yang handal yang akan memproduksi generasi beriman, berkepribadian Islam dan berakhlak luhur. Wallahu a'lam bishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar