Oleh: Nafisusilmi
Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Rajab 1446 H. Salah satu bulan haram (bulan suci) yang di muliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Swt. pun melarang untuk saling menzalimi di bulan itu. Dalam firman-Nya QS. At-Taubah ayat 36, "Sungguh bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam catatan Allah, saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram (suci). Itulah agama yang lurus. Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu."
Begitu pun Rasulullah saw. pernah bersabda, "Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumadi dan Sya’ban." (HR.Muslim).
Imam al-Baihaqi menyatakan, bahwa siapa yang melakukan dosa di bulan ini akan mendapatkan dosa besar, begitu pula siapa yang melakukan amal sholih dan pahala, akan mendapatkan pahala yang besar pula. Bahkan Imam Syafi'i telah melipatgandakan diyat (uang tebusan) atas pembunuhan karena keliru (qatlu al-khata') yang dilakukan pada bulan haram.
Peristiwa Bersejarah di Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan bulan hijrahnya kaum muslimin yang pertama ke Habasyah pada tahun ke-5 kenabian. Selain itu, di bulan Rajab pula ada peristiwa besar, yakni saat Allah Swt. mengisra'-mirajkan Rasulullah saw. pada tahun ke-10 kenabian. Momen di mana Nabi saw. menerima titah kewajiban salat lima waktu dan dikukuhkan sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia.
Atas kehendak Allah Swt., bulan Rajab juga menjadi momen pertemuan pertama kali Nabi saw. dengan kaum muslim Anshar di Madinah. Hingga Negara Islam pertama tegak di Madinah. Sejak itu seluruh hukum syariat pun bisa diterapkan secara total. Bulan Rajab juga juga menjadi momen peralihan arah kiblat kaum muslim, dari Masjidilaqsa ke Masjidiharam.
Selanjutnya pada Tahun ke-2 Hijriah pada bulan Rajab, Rasulullah mengirim detasemen pada peristiwa perang Badar yaitu Abdullah bin Jahsy. Begitu pula perang Tabuk,perang yang menggetarkan adidaya Romawi, terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah.
Bulan Rajab juga menjadi momen penting bagi perwujudan kemuliaan pada generasi setelahnya, kota Damaskus (Syam/Palestina) dibebaskan oleh kaum muslimin di bawah panglima Abu Ubaidah bin al-jarrah dan Khalid bin Walid pada tahun 14 Hijriah atau 635 M.
Tepat pada 28 Rajab 583/ 2 Oktober 1187 M, Baitul Maqdis berhasil direbut kembali oleh kaum muslim, di bawah kepemimpinan Shalahuddin al Ayyubi mengalahkan pasukan salib dalam perang Hittin, azan di kumandangkan kembali dan salat jumat dilaksanakan di masjid al Aqsa setelah 88 tahun diduduki tentara salib.
Namun sayang, semua momen bersejarah tersebut seolah sirna dari benak kaum mulsimin seiring dengan peristiwa paling menyedihkan sepanjang masa. Peristiwa yang juga terjadi pada bulan Rajab, yakni runtuhnya pemerintahan Islam atau Kekhilafahan Islamiyah tepat pada 28 Rajab 1542 Hijriah atau 3 Maret 1924 M, kekhilafahan Turki Usmani di Turki yang dibubarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Sejak saat itulah kemuliaan bulan Rajab tidak lagi bisa kita rasakan, kecuali hanya sebatas memorial seperti peringatan Isra wa Mi'raj.
Memuliakan Bulan Rajab
Dengan melihat berbagai peristiwa yang pernah terjadi di bulan Rajab tersebut, maka sudah selayaknya kaum muslimin mengembalikan kemuliaan tersebut. Di bulan Rajab, kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, lebih giat lagi melaksanakan kewajiban dari Allah Swt., serta memperbanyak amalan-amalan sunnah. Karena itu di bulan Rajab ini, kita jadikan sebagai momen untuk lebih disiplin dalam menunaikan salat lima waktu, memperbanyak salat sunah, puasa sunah dan sedekah, membantu orang lain, melakukan amar makruf nahi mungkar, dan amal-amal shalih lainnya.
Selanjutnya kita jadikan bulan Rajab ini sebagai momen untuk berhenti dari apa saja yang menyalahi hukum Allah Swt. yang bisa mendatangkan murka-Nya. Misalnya, menghentikan muamalah yang haram seperti riba, menjauhi hasad dan dengki, meninggalkan caci-maki, serta menjauhi segala tindakan yang melanggar hak orang lain. Termasuk dalam hal ini meninggalkan segala bentuk kezaliman dan tidak mendukung orang-orang zalim, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala, "Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka.” (QS.Hud: 113)
Selanjutnya amal shalih terbesar yang akan mengembalikan kemuliaan bulan Rajab adalah dengan menunaikan fardhu kifayah yang telah hilang selama seratus tahun lebih dari kaum muslimin. Yakni dengan menegakkan kembali sistem pemerintahan yang bisa menerapkan syariat Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab hanya dengan tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam inilah aturan Allah bisa diterapkan, umat bisa mulia dan hidup dalam kesejahteraan.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar