Gencatan Senjata, Kemenangan Sebentar Lagi Tiba


Oleh : Annisa

Gencatan senjata yang disepakati dimulai sejak Ahad, 19 Januari 2025 lalu memberikan cerminan kepada kita bahwasanya zionis tak punya kuasa melawan pejuang-pejuang Gaza. Mereka sungguh lemah. Kendati mereka, zionis, memiliki backing-an besar layaknya Amerika. Namun, mereka tak mampu mengalahkan para pejuang yang memiliki backing-an Allah Swt.

Sebab gencatan senjata itu terjadi dikarenakan pihak Israel membutuhkannya. Ariel Osran, seorang analis zion urusan keamanan dan politik Israel mengatakan, "Israel membutuhkan kesepakatan gencatan senjata karena pembebasan tawanan (Israel) dari Gaza tidak berhasil melalui operasi militer, ditambah lagi dengan kerugian di pihak tentara, isolasi internasional, dan penghancuran Gaza. Namun, manfaat dari kesepakatan ini bagi Israel sangat terbatas."
 
Dari sini cukup bagi kita melihat betapa tidak berdayanya Israel di hadapan pejuang Gaza. Mereka gagal mengusir orang-orang dari Gaza. Mereka gagal mengambil alih wilayah tanah suci nun diberkahi tersebut. Mereka gagal memecah belah umat Gaza. Padahal pejuang-pejuang tersebut hanya dipersenjatai oleh keyakinan mereka kepada Sang Pencipta Alam Semesta yakni Allah Swt. 

Perjanjian gencatan senjata mencakup jeda pertempuran selama enam minggu dan pembebasan puluhan sandera Israel dan ratusan tahanan Palestina. Diketahui pihak Israel telah membebaskan 90 tahanan Palestina. Pembebasan ini merupakan tahapan pertama kesepakatan gencatan senjata. 

Adapun dari pihak Hamas telah membebaskan tiga sandera tahanan Israel yakni Doron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun, warga negara Inggris-Israel), serta Romi Gonen (24 tahun).

Hamas mengatakan bahwa setiap per satu tahanan Israel yang dibebaskan, maka Israel akan membebaskan tiga puluh tahanan dari penjara Israel. 
 
Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut ada tiga tahapan yang telah disepakati kedua belah pihak. Di mana telah kita tahu bahwa tahapan pertama dari perjanjian tersebut adalah pembebasan para sandera. Dilanjutkan pada tahapan kedua adalah penarikan pasukan Israel secara penuh dari jalur Gaza dan yang ketiga adalah melibatkan pembangunan kembali kota Gaza. 

Akan tetapi, peristiwa gencatan senjata ini, meski merupakan kabar gembira, kita tidak bisa lengah begitu saja. Di mana telah nyata kita saksikan bangsa Yahudi adalah pengkhianat ulung. Ketika di masa Rasulullah saat beliau hendak hijrah ke Madinah. Kala itu ada tiga bangsa Yahudi yakni Bani Qainuqa', Bani Nadhir dan Bani Quraidzah. Ketiga bangsa Yahudi ini sama-sama melanggar kesepakatan. Baik disebabkan pembunuhan, menyakiti Nabi Saw hingga menjalin kerja sama dengan kaum musyrikin Quraish.

Berikut juga yang terjadi ketika beberapa hari sebelum rencana gencatan senjata resmi diberlakukan, Israel telah memborbardir Gaza hingga menewaskan sedikitnya 82 orang dan ratusan luka-luka. Maka, gencatan senjata tidak akan mengubah apapun.

Gaza butuh solusi hakiki yang dapat memerdekan mereka secara utuh. Butuh perjuangan wajib yang sesuai tuntutan Allah Swt. yakni dengan jihad. Jihad ini akan terlaksana apabila ada komando khilafah. Khalifah, yang dalam hal ini adalah pemimpin dalam khilafah akan menyerukan jihad kepada seluruh kaum muslim untuk membebaskan tidak hanya Palestina. Melainkan negeri-negeri terjajah lainnya. Karena khalifah merupakan pelindung dan perisai bagi umatnya.

RASULULLAH Saw. bersabda, “Sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud).

Dalam menyerukan jihad dan khilafah tentu diperlukan upaya dakwah islam ideologis ke tengah-tengah umat. Pun juga dengan pengetahuan tentang Palestina serta dakwah yang sesuai dengan metode yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Maka dengan begitu harapan akan kemenangan Palestina serta negeri-negeri terjajah lainnya akan menjadi nyata. 

Dengan keyakinan penuh atas pertolongan Allah Swt tidak hanya berjuang lewat doa. Melainkan perlunya upaya-upaya fisik agar pertolongan Allah ini benar-benar tiba. 




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar