Islam Menjaga Generasi dari Kerusakan Moral


Oleh : Tita Noer Hayati (Muslimah Peduli Generasi)

Tahun 2025 merupakan tahun awal dimulainya generasi Beta. Di mana, saat ini kemajuan teknologi dan informasi sangat pesat dan mudah untuk diakses. Hal ini berbanding lurus dengan pergaulan bebas atau liberalisme pergaulan yang terjadi di masyarakat. Narkoba, seks bebas ataupun LGBT semakin marak dan terang-terangan dilakukan dan diakui keberadaannya oleh beberapa kalangan. Ini membuat perilaku dan penyimpangan tersebut dianggap suatu hal yang lumrah dan perlahan dinormalisasi oleh masyarakat umum.

Mirisnya, perilaku dan penyimpangan ini beberapa kali terjadi di lingkungan pendidikan. Di mana murid menjadi korban pelecehan dan Grooming yang dilakukan oleh gurunya. Korban atau murid tersebut mendapat ancaman akan diberikan nilai jelek jika tak mau menuruti keinginan dari gurunya. Begitupun yang terjadi di perguruan tinggi, mahasiswa yang berpikiran liberalisme menganggap melakukan seks sebelum menikah itu hal biasa dan tanpa malu untuk tinggal satu atap bersama tanpa adanya ikatan pernikahan.

Yang terbaru, publik digegerkan dengan ajakan “Swing Party” atau pesta seks dengan bertukar pasangan. Pada masa ini, ajakan untuk berzina dilakukan secara terang-terangan dan tanpa rasa malu. 

Padahal telah disebutkan dalam Al-Qur’an mengenai larangan mendekati zina, terdapat dalam Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 32 yang artinya, “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Selain mengingkari perintah Allah Swt., mereka para pelaku seks bebas dan penyimpangan sangat berperan dalam meningkatnya kasus PMS atau Penyakit Menular Seksual. Pada akhir 2022, di Kota Bandung secara kumulatif kasus HIV-AIDS mencapai 2.428 orang dan dalam kasus ini penderita didominasi oleh kaum laki-laki yaitu mencapai 2.014 orang dan mayoritas berada pada usia produktif.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada 2023 mengungkapkan, bahwa terjadi peningkatan kasus HIV-AIDS. Dan yang paling mengejutkan Ibu Rumah Tangga (IRT) menjadi salah satu penyumbang angka terbanyak dengan mencapai 35 persen dari kasus yang ada. Akibat dari hal ini, kelompok Ibu Rumah Tangga yang menderita HIV-AIDS bertambah sebanyak 5.100 kasus setiap tahunnya. Salah satu penyebab IRT menderita penyakit seks menular yaitu karena memiliki pasangan yang berperilaku seks beresiko atau pasangan yang memiliki orientasi seks yang menyimpang.

Salah satu langkah yang digaungkan saat ini untuk mengatasi perilaku seks bebas yaitu pendidikan seks pada usia anak sedini mungkin. Tapi yang harus diperhatikan dalam pendidikan seks yaitu berasal darimana acuan pendidikan seks tersebut. Apakah mengadopsi pendidikan seks ala Barat atau ala Islam. Sedangkan yang terjadi saat ini pendidikan seks berpacu pada ala Barat dan ini merupakan kesalahan yang fatal. Karena perilaku seks bebas muncul akibat pemikiran sekuler liberalisme yang mana sistem ini berasal dari Barat. Dan merupakan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dan menjauhkan manusia dari aturan agama (Islam). Dalam sistem ini manusia menganggap memiliki hak kebebasan dalam melakukan sesuatu, sehingga melahirkan gaya hidup yang liberal, hedon dan kerusakan moral di tengah-tengah masyarakat.

Penerapan khilafah atau sistem Islam merupakan solusi jitu dan terbaik dalam menyelesaikan setiap permasalahan umat. Karena Islam bukan hanya agama ritual, melainkan merupakan sistem kehidupan yang mampu melindungi generasi dari perilaku dan pemikiran yang berbahaya. Islam menciptakan lingkungan yang taat dan menjaga kemuliaan manusia dengan berbagai mekanisme, seperti menerapkan sistem pendidikan Islam, menerapkan sistem pemerintahan dan politik ekonomi berdasarkan syariat Islam, penerapan sistem pergaulan Islam yang akan mencegah generasi bergaul tanpa batas, mewujudkan lingkungan yang islami dan menegakkan sistem sanksi yang tegas.

Sehingga, negara akan menjalankan tugasnya dan bertanggung jawab menjamin untuk menjaga generasi dari kerusakan moral akibat dari ide-ide sekuler liberalisme.

Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar