Kebahagiaan Anak Gaza yang Terenggut oleh Zionist


Oleh : Nola Aulia

Kondisi Gaza terutama anak-anak makin mengenaskan

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, kehidupan manusia yang ada di setiap belahan dunia tidak lagi sama. Semakin banyak mata yang melihat dan mengutuk atas kejahatan Genosida yang dilakukan oleh para Zionist Israel terhadap warga sipil yang ada di Palestina. Pada serangan keji 7 Oktober tersebut, telah menewaskan lebih dari 45.200 nyawa yang terdiri dari perempuan dan anak-anak.

Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Selasa, 24 Desember 2024, setiap jam, satu anak tewas di Jalur Gaza akibat serangan brutal Israel. Selain korban meninggal, terdapat lebih dari 107.700 korban lainnya yang terluka parah akibat serangan Israel.

Dunia melihat ini pada awalnya adalah perang dari 2 negara, namun sejak Oktober 2023 kita tahu bahwa ini bukanlah perang namun pemusnahan generasi yang dilakukan oleh Israel. Pimpinan eksekutif UNICEF mengatakan bahwa tahun 2024 adalahn salah satu tahun terburuk bagi anak-anak, terutama anak-anak Gaza. Kejahatan genosida yang dilakukan oleh Israel benar-benar membuat dunia mengecam dan menuntut ke Dewan PBB supaya Israel disanksi karena telah melanggar banyak peraturan perang. Namun apa yang bisa diharapkan, jika pemegang kekuasaan tertinggi pada badan internasional tersebut adalah Amerika Serikat yang notabennya menjadi pendukung dan penyokong nomor satu bagi Israel, terutama dalam persenjataan. 


Solusi Internasional

Banyaknya korban yang meninggal setiap harinya membuat masyarakat mulai membuka mata tentang apa yang terjadi terhadap Palestina saat ini. Pemuda – pemudi yang ada di negara-negara barat pun tak segan untuk menunjukkan keberpihakan mereka terhadap Palestina melalui demo yang mereka lakukan, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa di Inggris, warga Korea Selatan dan beberapa negara lainnya. Di mana pemimpin dari negara – negara tersebut sebenarnya mendukung Israel atas terjadinya penyerangan ini. 

Desakan – desakan yang dilakukan oleh pemimpin negara Pro Palestina supaya Israel diberi sanksi atas tindakannya dan permintaan penahanan perdana mentri Israel yaitu Benjamin Netanyahu tidak bisa dilakukan karena Amerika Serikat menggunakan hak nya pada rapat PBB, sehingga keputusan yang sudah di sepakati melalui suara mayoritas tidak lagi berguna. 

Sebagai muslim, kita tidak bisa berharap pada dunia internasional termasuk para pemimpin mereka yang kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dan justru mengambil solusi 2 negara arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan perang ideologi ini, karena solusi ini bukanlah solusi yang kita harapkan. Jika Israel bisa mendapat sokongan senjata dari Amerika, seharusnya Palestina pun juga bisa. Namun pada kenyataannya adalah sebagai umat muslim kita tidak mampu melakukan itu, karena adanya sekat-sekat negara yang tidak bisa dilewati begitu saja. 


Kapitalisme Bagi Umat Muslim

Buah dari solusi yang diambil oleh United Nation sebagai penengah dari peristiwa migrasi Yahudi ke Palestina adalah apa yang terjadi saat ini. Sejak tahun 1946, wilayah Palestina dibagi menjadi dua dengan 45% wilayah bagi Palestina dan 55% wilayah bagi Israel. Solusi yang tidak akan masuk akal jika dipikirkan dengan otak yang sehat dan adanya solusi tersebut membuat Israel semakin tidak tahu malu, menganggap wilayah Palestina sebagai wilayahnya sepenuhnya dan hanya menyisakan Jalur Gaza dan Tepi Barat saja.
Tidak ada keadilan dalam sistem Kapitalisme, bahkan sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai anak-anak Gaza. Tidak ada lagi pelindungan selain dari Allah bagi mereka. Pemimpin – pemimpin muslim yang berada di sekitar Palestina pun tidak mampun memberikan bantuan yang setara seperti bantuan yang diberikan oleh Amerika terhadap Israel. Sistem ini menjadi pengekang bagi kaum muslim supaya tidak bisa bertindak leluasa dan membangkitkan sistem yang sesuai dengan aturan Allah.

Kaum muslim harus punya agenda sendiri, harus menyatukan pemikiran dan perasaan kemudian menggerakkan pemuda-pemuda di Timur Tengah untuk bangkit melawan rezim mereka dan bergerak ke Palestina untuk membebaskan Palestina. karena bantuan yang diberikan saat ini hanyalah sebatas bantuan makanan dan obat-obatan, sedangkan Israel mendapat bantuan persenjataan dari Amerika, begitupun yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimin di dunia terutama negara-negara yang ada di sekitar Palestina. 

Bantuan persenjataan lah yang bisa membantu dalam usaha pembebasan Palestina dari kekangan penjajah Israel.


Peraturan dari Allah

Pemuda-pemuda muslim saat ini perlu sekali untuk bergabung dalam partai politik yang mampu membina untuk membangkitkan semangat juang mereka. Aktivitas ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik ideologis yang menjadikan syariat sebagai pedoman utama dalam setiap pergerakannya dan senantiasa meneladani cara dakwah Rasulullah dalam tegaknya sistem pemerintahan islam.

Para pemuda itu harus menuntut tegaknya Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah untuk memimpin kaum muslimin setelah pembebasan Palestina, karena jika hal ini tidak di segera dilakukan akan sangat mungkin jika sistem yang diterapkan nantinya bukan sistem islam. Sedangkan hanya dengan sistem islamlah Palestina yang sudah terbebas nanti akan tetap bebas dan tidak akan lagi terjajah oleh zionis Israel yang kejam itu. 

Jadi, sangat perlu untuk para pemuda bergabung dengan partai politik ideologis dan menuntut kembali terbentuknya khilafah dan mengangkat khalifah dalam menjalankan sistem peraturan yang sesuai dengan syariat.





Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar