Oleh : Hikmah
Palestina terus mendapat serangan dari zionis israel lebih dari 200 warga Palestina tewas dalam tiga hari terakhir akibat serangan Israel yang terus meningkat di Jalur Gaza. Mayoritas adalah wanita dan anak-anak.
Korban tewas di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023 telah mencapai 45 ribu jiwa, sementara 108 ribu orang lainnya terluka.
Rumah sakit kewalahan menangani korban yang terus berdatangan, dengan banyak pasien dibiarkan terbaring di lantai karena tidak adanya ruang dan pasokan medis.
Selain korban akibat serangan langsung, kematian “sunyi” juga terjadi akibat kurangnya akses ke obat-obatan dan layanan medis di tengah blokade yang diperketat.
Kekerasan di Gaza terus terjadi sementara negosiasi tidak langsung untuk kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata telah dilanjutkan di Qatar. Mediator Qatar, Mesir, dan AS terlibat selama berbulan-bulan dalam upaya mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang dan membebaskan puluhan sandera yang ditahan di Gaza.
Faktanya, kita semua tahu bahwa Israel tidak bisa dihentikan dengan bahas diplomasi atau basa-basi kecaman. Israel hanya bisa ditundukkan dengan kalimat perang. Buktinya, sudah lebih dari 30 diplomasi dikeluarkan PBB, tetapi Israel bergeming dan tidak patuh terhadap hukum internasional. Sudah banyak bangunan sekolah, masjid, dan rumah sakit dibangun, tetapi pada akhirnya dibombardir juga. Ini artinya, satu-satunya cara menghentikan kekejian Israel adalah memeranginya.
Oleh sebab itu, langkah konkret yang harus dilakukan penguasa negeri-negeri muslim adalah mengirimkan pasukan militer ke Palestina untuk menghentikan serangan militer Israel agar penjajahan Israel bisa dihentikan. Sayangnya, sekat-sekat nasionalisme membuat penguasa-penguasa negeri muslim terhalang menolong saudara muslimnya di Palestina. Mereka lebih memilih mengirimkan bantuan atau dana kemanusiaan ketimbang harus mengerahkan pasukan militer untuk memerangi Israel.
Khilafah, Solusi Tunggal
Menyeret Israel ke Mahkamah Internasional atas kejahatan kemanusiaan adalah hal mustahil. Dukungan AS dan Barat adalah alasan terkuat penyebab hal itu tidak mungkin terwujud. “Two-state solution” dan diplomasi sudah pasti bukan solusi hakiki. Membagi dua tanah untuk Palestina dan Israel adalah bentuk pengkhianatan.
Palestina adalah tanah kharajiyah yang diperoleh dengan darah dan air mata kaum muslim. Selamanya akan menjadi milik kaum muslim. Sementara itu, Israel hanyalah entitas parasit yang menumpang hidup di Palestina. Keberadaannya sebagai negara dipaksakan oleh Barat. Menghadapi Israel bukanlah dengan diplomasi atau duduk manis berdiskusi. Israel hanya bisa dibasmi dengan memeranginya.
Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim. Tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel. Oleh karena itu, sikap seharusnya terhadap Israel yang telah merampas tanah Palestina adalah sebagaimana yang telah Allah Swt. perintahkan, yakni perangi dan usir!
Demikian sebagaimana firman-Nya, “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (TQS At-Taubah [9]: 14).
Walhasil, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah. Tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah Islamiah. Dengan Khilafah, sekat bangsa akan tercerai, persatuan kaum muslim akan mewujud, akidah Islam menjadi fondasi kekuatan Islam.
Khalifah juga akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam. Hanya jihad dan Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah.
Mau berapa bukti lagi bahwa tanpa Khilafah, umat tertindas dan bercerai-berai? Hanya Khilafah rumah dan tempat aman bagi kaum muslim meminta perlindungan. Dengan Khilafah, kehormatan, nyawa, dan harta kaum muslim bisa terjaga. Semoga Allah segerakan untuk kita.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar