Krisis Moral Tenaga Kerja Pendidik di Era Kapitalis


Oleh : Ammelia Sobihatul Ahmar 

Dinas Pendidikan Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) memeriksa wali kelas SD Swasta Abdi Sukma setelah viralnya video seorang siswa dihukum duduk di lantai karena menunggak pembayaran SPP. (Beritasatu.com 11/01/25)

Di zaman sekarang bukan hanya seorang murid yang mengalami krisis moral bahkan banyak kita jumpai guru yang mengalami krisis etika dan moral. Kasus demi kasus banyak kita lihat baik di media massa ada oknum guru yang berbuat tidak pantas terhadap anak didiknya. Pelecahan, tindakan kekerasan dan masih banyak lagi. Sangatlah miris dan tidak patut dicontoh karena perbuatan mereka tidak mencerminkan profesinya sebagai seorang pendidik. 

Namun tak hanya sikap mereka terhadap anak didik yang tidak pantas. Selain itu, banyak kasus dana PIP pun juga turut dicatut oleh oknum guru. Inilah potret kelam dunia pendidikan yang memprihatinkan. 

Apakah kini guru tidak lagi memegang teguh etika sebagai pendidik bagi anak didiknya, bukannya mencerdaskan generasi penerus bangsa, justru merusak generasi dan masa depan anak didik. Bukannya menjadi teladan bagi anak didik, justru memberikan kesan kurang baik yang membekas di hati anak didik. 

Kurikulum Pendidikan di Indonesia? Indonesia masih dalam peringkat atas dalam urusan korupsinya dan ternyata banyak orang yang berpendidikanlah melakukan hal tersebut. Berbagai faktor yang mendukung bobroknya pendidikan di Indonesia adalah terdapat pendidik yang tidak layak mendidik peserta didiknya .

Guru yang baik tidak sepatutnya melakukan hal-hal seperti demikian. Sebagai seorang Guru apapun yang dilakukan, baik atau buruk merupakan representasi setiap perbuatan dan cerminan bagi anak didik. Guru merupakan contoh yang baik bagi mereka, berilah contoh yang baik agar anak didik dapat mengambil contoh dari gerak-gerik, tutur kata, serta tingkah laku layaknya seorang pendidik. Murid yang berkarakter adalah hasil dari pendidikan guru yang hebat dan di dukung oleh sistem pendidikan yang berkualitas. 

Sistem pendidikan kapitalis hanyak akan melahirkan individu pragmatis apolitis individulistis dan materialistis sehingga tidaklah perlu memikirkan umat Semua berbeda 180 derajat dengan sistem pendidikan Islam. Saat manusia menjadikan Islam sebagai aqidah dan jalan hidup.

Sistem pendidikan islam adalah sistem pendidikan unggul yang diselenggarakan oleh sistem yang paripurna dari allah taala yakni sistem Islam dibawah naungan khilafah yang mampu melahirkan generasi tangguh dan sukses dunia akhirat.

Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap rakyat. Namun dalam sistem kapitalisme, negara tidak hadir secara nyata dalam mengurusnya, di antaranya nampak dari kurangnya sarana pendidikan. Negara juga menyerahkan pada swasta yang berorientasi mencari keuntungan. Ini adalah tanda kapitalisasi pendidikan karena pendidikan menjadi ladang bisnis.

Islam menetapkan bahwa pendidikan adalah kewajiban negara, yang termasuk dalam layanan publik yang ditanggung langsung oleh negara. Negara menyediakan layanan gratis untuk semua warga negara Khilafah, baik untuk siswa kaya maupun miskin, baik cerdas atau tidak.

Islam mampu mewujudkannya karena memiliki sumber dana yang banyak. Dana untuk pendidikan diambilkan dari pos kepemilikan umum. Dana digunakan untuk membiayai semua sarana dan prasarana pendidikan juga guru yang berkualitas dengan layanan pendidikan sesuai dengan sistem Islam, tidak akan ada kasus siswa dihukum karena keterlambatan soal biaya.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar