Oleh : Asti Marlanti
Sudah 16 bulan, sejak operasi pembebasan Palestina yang dinamai Badai Al-Aqsa, aksi genosida zionis Yahudi terhadap warga Gaza masih terus berlangsung. Entitas Yahudi terus melakukan genosida, meski banyak negara dan warga dunia mengecam kekejaman mereka. Hingga hari ini jumlah korban meninggal diperkirakan lebih dari angka 46 ribu jiwa; korban luka, termasuk cacat permanen, lebih dari 100 ribu; korban hilang, diduga tertimbun reruntuhan bangunan, ada sekitar 11 ribu. Sungguh pedih rasanya mendengar dan melihat begitu banyak kaum Muslim dibantai habis-habisan.
Padahal Baginda Nabi Muhammad saw. menggambarkan betapa mahal dan betapa berharga nyawa seorang Muslim. Bahkan kehancuran dunia pun tidak sebanding dengan itu. Rasulullah saw. bersabda: "Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim." (HR an-Nasa’i)
Rasulullah saw. pun menceritakan besarnya kemurkaan Allah Swt. atas pembunuhan terhadap seorang Muslim:
لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاءِ وَأَهْلَ الأَرْضِ اجْتَمَعُوا عَلَى قَتْلِ مُسْلِمٍ لَكَبَّهُمُ اللهُ جَمِيعًا عَلَى وُجُوهِهِمْ فِي النَّارِ
Andai penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul untuk membunuh seorang Muslim, sungguh Allah akan membanting wajah mereka dan melemparkan mereka ke dalam neraka (HR ath-Thabarani).
MasyaAllah, begitu mahalnya nyawa seorang Muslim dalam sistem Islam. Berbeda halnya dengan sistem sekarang, yakni sistem kapitalisme yang diterapkan hampir oleh seluruh negara di dunia. Nyawa seorang Muslim sangat murah, bahkan setelah dibunuh, dijual orangnya oleh kaum Zionis Yahudi. Sungguh biadab.
Bayangkanlah, hari ini Muslim yang terbunuh bukan hanya satu, tetapi puluhan ribu. Namun demikian, nyaris tak ada pembelaan terhadap mereka. Padahal seorang Muslim semestinya mencurahkan perhatiannya terus-menerus pada nasib kaum Muslim. Pasalnya, di antara ciri Mukmin yang ittibâ’ kepada Rasulullah saw. adalah memiliki sifat kasih-sayang kepada sesama Muslim. Allah SWT berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia itu keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih-sayang dengan sesama mereka (TQS al-Fath [48]: 29).
Dua sifat inilah yang harus melekat pada setiap Muslim. Namun, hari ini justru umat menyaksikan hal sebaliknya. Banyak penguasa Muslim, misalnya, yang justru menjalin hubungan akrab dengan zionis Yahudi dan Amerika Serikat yang jelas-jelas kafir harbi fi’lan. Sebaliknya, para penguasa Muslim tersebut tidak memberikan pembelaan yang sepadan kepada penduduk Gaza.
Selain itu, siapa saja yang mengharapkan rahmat Allah SWT wajib mencurahkan kasih-sayang dan perhatian kepada sesama Muslim. Pasalnya, Allah SWT hanya akan merahmati orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang. Nabi saw. bersabda: "Para penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah oleh kalian makhluk yang ada di bumi, niscaya akan menyayangi kalian yang ada di langit." (HR at-Tirmidzi).
Rasulullah saw. juga menggambarkan hubungan sesama orang beriman bagaikan satu tubuh. Artinya, jika ada satu yang luka maka harusnya yang lain pun secara otomatis ikut merasakan perihnya luka tersebut. Rasulullah saw. bersabda: "Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai, berkasih-sayang dan tolong-menolong di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh mengalami sakit maka sekujur tubuh juga ikut merasakannya dengan tidak dapat tidur dan merasakan demam." (HR Muttafaq ’alaih).
Tidak kalah pentingnya, Palestina adalah negeri yang diberkahi, tanah suci kaum Muslim dan kiblat pertama bagi umat ini. Palestina juga adalah negeri yang menjadi tujuan Baginda Nabi saw. melaksanakan perjalanan Isra’ serta melakukan shalat bersama para nabi dan rasul sebelumnya. Sudah seharusnya muncul perhatian dan pembelaan terhadap Palestina dan para penduduknya. Namun para penguasa negeri Muslim saat ini hanya diam membisu, atau hanya mengecam saja. Karena bagaimanapun juga sistem ini telah menjadikan para penguasa sebagi agen/antek bagi penguasa kafir Barat. Kaum Muslim terpisahkan oleh sekat nasionalisme yang diampu negeri ini.
Wallahu 'alam bish shawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar