Oleh : Lasianah (Aktivis Dakwah Muslimah, domisili Paser)
Jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Paser meningkat setahun terakhir. Data Dinas Kesehatan Paser, pada 2023 ODGJ tercatat sebanyak 319 orang dan pada November 2024 meningkat menjadi 353 orang. Hal ini diungkapkan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Paser Romif Erwinadi saat Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektor tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat Kabupaten Paser pada Senin 16 Desember 2024. Jumlah ODGJ ini menjadi perhatian serius bagi Pemkab Paser.
"Hal ini harus menjadi perhatian serius terutama bagaimana meningkatkan peran dan campur tangan kita semua lintas sektor terkait, untuk saling sinergi dan berkolaborasi dengan program kerja masing-masing dalam upaya menyelenggarakan kesehatan jiwa melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan bersama-sama," kata Romif, Selasa (17/12). (Kaltimpost)
Dalam sistem sekuler kapitalis yang menjadikan masyarakat hidup bebas dan fokus kepada kepuasan materi saat ini sangat susah menjaga kewarasan seseorang, data di atas sebagai bukti meningkatnya ODGJ dalam satu tahun terakhir ini.
Penerapan sistem ekonomi kapitalistik yang telah menyebabkan kemiskinan menjadi potret sebagian besar masyarakat. “Menjadikan hidup begitu penuh persaingan. Si kaya memangsa si miskin. Gap sosial pun makin lebar menganga, di tengah kekayaan alam yang luar biasa. Tidak cukup hanya para bapak yang berjuang mencari nafkah, kondisi ini membuat para ibu pun harus berjibaku memikul beban ganda. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus menopang ekonomi keluarga, di tengah kondisi ekonomi yang makin berat. Belum lagi tingkat pengangguran yang tinggi akibat sedikitnya lapangan pekerjaan semakin menambah beban permasalahan masyarakat saat ini.
Akhirnya, anak-anak pun tumbuh tanpa pengawalan penuh ayah ibunya. Pola relasi yang terjalin di keluarga penuh dengan tekanan. Lalu mereka beribu dan berguru pada lingkungan yang kondisinya tidak jauh berbeda, mengidap stres sosial. Kriminalitas dan kekacauan begitu merajalela, kerusakan dianggap biasa. Semuanya tidak bisa dibendung sistem hukum dan penjagaan yang dilakukan negara. Negara bahkan begitu minim perannya dan selalu berdalih bahwa urusan moral dan agama bukan ranah tanggung jawabnya. Bahkan pornografi, pornoaksi, kekerasan, pencabulan, perilaku menyimpang, semua dipelajari remaja melalui media yang dibiarkan liar. Negara hanya peduli pada isu radikalisme dibanding “sipilisme” (sekularisme, pluralisme, liberalisme, ed.) yang nyata-nyata merusak generasi muda.
Jadi sangat wajar akhirnya banyak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa disebabkan tekanan kehidupan dalam sistem kapitalistik saat ini. Rakyat seakan berjuang sendiri, negara pun payah melindungi warganya dari gangguan kesehatan mental.
Islam memberikan Cara yang luar bisa dilakukan yaitu menguatkan kesadaran tentang pentingnya mewujudkan sistem Islam yang tegak di atas landasan keimanan dan penerapan aturan-aturan hidup yang adil dan memuliakan.
Sehingga akan menjauhkan masyarakat termasuk generasi dari gangguan mental. Mulai dari sistem pemerintahannya, sistem ekonominya (memastikan masyarakat terpenuhi kebutuhannya), sistem sosialnya (kebijakan media, pendidikan, dan kesehatan), sistem hukumnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini dakwah membongkar kebobrokan sistem sekuler harus terus digencarkan. Termasuk membuka kedok sistem negara demokrasi kapitalistik yang sejatinya tampil bukan untuk mengurus dan menjaga umat, tapi untuk menjadi pengurus dan penjaga kepentingan para kapitalis dan negara-negara adidaya.
Dakwah seperti ini, butuh dilakukan secara masif, simultan, dan konstruktif. Hingga tergambar dalam diri umat bagaimana solusi Islam terhadap berbagai persoalan, termasuk pemecahan terhadap semua hal yang menjadi sebab terjadinya gangguan mental dan stres sosial yang akan berujung kejahatan dan kekacauan. Gambaran inilah yang akan mendorong umat untuk turut berjuang mewujudkan sistem Islam.
Masyarakat serta anak-anak remaja membutuhkan Islam agar mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai fitrah penciptaan. Tidak malah dibajak sistem rusak yang menghendaki kelemahan. Bahkan, tidak hanya mereka yang akan dijaga Islam. Namun, para ayah, para ibu, keluarga, masyarakat, laki-laki, perempuan, muslim, nonmuslim, bahkan negara dan alam semesta, semuanya membutuhkan Islam. Karena hanya Islam satu-satunya agama dan sistem hidup yang lurus, sesuai fitrah penciptaan, menyejahterakan, dan mampu mewujudkan rahmat hakiki sebagaimana yang didambakan.
Wallahu’a’lam bishawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar