Palestina Masih Dalam Serangan Butuh Lebih Dari Seruan


Oleh : vieDihardjo (Alumnus Hubungan Internasional)

Israel masih terus menyerang Gaza sejak 7 Oktober 2023. Tercatat korban meninggal 45.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Kantor Hak Asasi Manusia PBB atau OHCHR menyatakan, 70 persen korban meninggal yang telah diverifikasi adalah perempuan dan anak-anak. Korban termuda adalah bayi berusia 1 hari, korban dengan kategori usia 5-9 tahun menempati prosentase terbesar, diikuti kelompok usia 10-14 tahun. Secara keseluruhan total korban dengan kelompok usia 18 atau dibawah 18 tahun sebesar 44 persen (www.idntimes.com ). Israel menggunakan senjata pemusnah massal bernama ‘lavender’ yang memiliki teknnologi AI yang dirancang untuk mengidentifikasi para pejuang hamas dan orang-orang yang diduga berafiliasi dengannya. Sayangnya, operasi ‘lavender’ tidak diarahkan pada tempat atau situasi operasi militer tetapi justru mentarget hunian warna sipil dengan menuduh bahwa para pejuang hamas menggunakan manusia sebagai tameng, mereka berada di hunian-hunian warga sipil. Sehingga pengeboman yang dilakukan oleh ‘lavender’ mengarah pada tempat-tempat warga sipil berkumpul, yang didalamnya terdapat banyak perempuan dan anak-anak. 

Menurut Badan PPB untuk urusan pengungsi Palestina (UNWRA) setidaknya 14.500 anak-anak meninggal dunia sejak serangan pertama, “Setiap jam satu anak tewas, ini bukan sekedar angka, Ini adalah banyak nyawa yanng terputus, membunuh anak-anak tidak dapat dibenarkan, mereka yang selamatpun terluka secara fisik dan emosional, anak-anak ini kehilangan nyawa, masa depan dan harapan, ungkap sumber UNWRA (www.antaranews.com). UNWRA juga mengungkap, saat ini jumlah anak-anak amputee (orang-orang yang bagian tubuhnya diamputasi) adalah tertinggi di dunia. Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNWRA menyatakan, “Banyak anak di Gaza mengalami kehilangan anggota tubuh dan mengalami operasi tanpa anastesi” (www.antaranews.com)

Situasi di Gaza semakin memburuk, dilaporkan 23 Desember 2024 tujuh bayi baru lahir dan bayi meninggal akibat kedinginan dan tempat perlindungan yang tidak memadai. Ricardo Pires, Manajer Komunikasi UNICEF memperingatkan bahwa suhu yang terus menurun akan membahayakan bayi dan anak-anak di Gaza, Cedera akibat dingun, seperti radang dingin dan hipotermia akan meningkat dan mengakibatkan resiko tinggi hingga kematian pada bayi baru lahir dan anak-anak rentan secara medis akibat tidak ada fasilitas yang memadai utnuk menghadapi suhu yang terus turun. Pires menekakan bahwa UNICEF perlu terus bekerja tanpa lelah membagikan pakaian musim dingin, selimut, perlengkapan darurat untuk naak-anak, sayangnya kemampuan lembaga kemanusiaan untuk memmebrikan bantuan penyelamatan nyawa dalam skala yang dibutuhkan masih terbatas. Situasi semakin kritis karena dengan undang-undang Israel yang diadopsi pada bulan akhir oktober 2024 dengan jeda waktu 90 hari melarang komunikasi antara pejabat pemerintah dan UNWRA. Badan PBB itu diwajibkan melaporkan kepada Israel setiap akan mengirimkan bantuan ke Gaza atau sebagian wilayah Tepi Barat. Louise Wateridge, pejabat senior UNRWA di Gaza mengatakan “ Jika kami tidak membagi informasi tersebut dengan otoritas Israel setiap hari, maka nyawa staf kami akan terancam," (www.antaranews.com)


Kirimkan Tentara bukan Seruan!

Semakin banyaknya korrban anak-anak telah mengundang keprihatinan para pemimpin dunia, diantaranya presiden Prabowo Subianto. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) The Developing Eight Organization For Economic Cooperation (D8) yang beranggotakan, Bangladesh, Turki, Malaysia, Iran, Nigeria, Pakistan, Azerbaijan, Indonesia. D8 adalah forum kerja sama negara-negara muslim berkembang dibidang ekonomi. Dalam forum tersebut presiden Prabowo menyerukan perlunya persatuan negara-negara anggota D8 untuk membela Palestina. Prabowo mengatakan “Kita harus belajar dari situasi geopolitik yang ada saat ini. Tanpa persatuan dan kemampuan mengatasi perbedaan, kita tidak akan kuat. Kita bilang kita dukung Palestina, tetapi kalau kita lemah, bagaimana kita bisa dukung Palestina?"(www.beritasatu.com)

Berbagai seruan telah dilakukan, baik seruan kepada Zionis Israel untuk menghentikan genosida maupun kepada negara-negara muslim untuk membantu Palestina, tapi genosida tetap berlangsung. Zionis Israel terus membombardir Gaza dan menuduh Hamas menjadikan sipil sebagai tameng dan menjadi alasan Zionis Israel menjatuhkan bom ke hunian sipil. Melalui resolusi Majelis Umum PBB sekitar 158 negara menyetujui resolusi gencatan senjata secara permanen dan pembebasan sandera dengan segera tanpa syarat. Kata-kata dalam draf resolusi tersebut sama dengan draf resolusi sebelumnya yang diveto oleh Amerika Serikat, karena dianggap sebagai hal yang memalukan dan salah. Senada dengan sekutunya, Amerika Serikat, Israel melalui Duta Besarnya untuk PBB, Danny Danon menyatakan ” Resolusi yang diajukan kepada Majelis hari ini di luar logika. Voting hari ini bukanlah pemungutan suara untuk belas kasihan. Ini adalah voting untuk keterlibatan."(www.detik.com) Sekitar 150 negara telah menyerukan gencatan senjata tanpa syarat di Gaza melalui Majelis Umum PBB dan seruan melalui organisasi-organisasi regional maupun internasional, namun semua sia-sia karena Zionis Israel didukung Amerika Serikat selalu mengingkari dan menolak. Siapakah yang bisa membebaskan Palestina? 


Negara Islam akan Mengirimkan Tentara Membebaskan Palestina 

Negara islam melindungi segenap warga negara. Warga negara Daulah (Negara islam ) memiliki pelindung dan pemimpin yang satu bernama Khalifah. Rasulullah bersabda,
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim berperang dan berlindung (HR al-Bukhari Muslim). 

Genosida Palestina oleh Zionis Israel tidak bisa dihentikan dengan melakukan seruan-seruan ansich tetapi memerlukan solusi hakiki yang akan benar-benar mengusir Zionis Israel dan membebaskan Palestina. Solusi tersebut adalah Jihad fii sabilillah yang hanya bisa dipimpin dan digerakkan oleh Khalifah. Khalifah mampu menggerakkan jutaaan pasukan dari Daulah (Negara Islam) menuju Palestina yang akan menggentarkan Zionis Israel dan sekutu-sekutunya. Dulu, negara-negara kafir barat pernah menyatakan, “Waspadalah terhadap Khalifah kaum Muslim, yang hanya dengan telunjuk tangannya mampu mengerahkan jutaan pasukan untuk mengalahkan kita dalam suatu pertempuran. Bahkan seorang penulis aydn Williams, penulis buku Turquerie: An Eighteenth-Century European Fantasy, yang diterbitkan tahun 2014, Eropa Barat jatuh dalam “keadaan syok”. Kekuatan Khilafah menjelma menjadi sebuah negara adidaya yang akan mengubah konstelasi hubungan internasional. 

Metode pembebasan Palestina adalah melalui “Jihad fii sabilillah” . Saudara-saudara kita sedang dijajah dan dihabisi di Palestina maka wajib hukumnya untuk dibela. Sebagaimana Allah berfirman,
 وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ ١٩١
Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (QS al-Baqarah [2]: 191). 

Sebagaimana dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab ra yang mengirimkan pasukan untuk membebaskan Baitul Maqdis (Palestina) dari penguasa Romawi. Setelah perang berbulan-bulan, pasukan Romawi menyerah dan kinci Baitul Maqdis diserahkan kepada Khalifah Umar oleh Patriarckh Sofronius. Demikian halnya Panglima Shalahuddin Al Ayyubi dan pasukannya dalam perang Hithin selama berbulan-bulan untuk mengalahkan pasukan salib yang menguasai Baitul Maqdis (Palestina). 

Mobilisasi kekuatan-kekuatan tentara dari negeri-negeri muslim hanya bisa dilakukan oleh sebuah kepeimpinan adidaya bernama Khilafah. Khilafah adalah kepemimpinan global kaum Muslim untuk menerapkan Syariah Islam dan mengemban dakwah ke seluruh dunia. 

Khilafah akan menyetukan kekuatan semua negeri-negeri muslim untuk dipergunakan melawan Zionis Israel dan sekutu-sekutunya. Menurut survei Fire Global Power ada belasan negara muslim dengan kekuatan militer mumpuni, 5 diantaranya adalah, Pakistan yang memiliki 654 ribu tentara aktif dengan 363 pesawat tempur. Turki, memiliki tentara aktif sekitar 425 ribu dengan jumlah tentara cadangan sekitar 200 ribu prajurit. 205 pesawat tempur, 110 helikopter serang, 12 kapal selam, dengan dukungan 16 frigate. Turki juga memiliki militer yang lengkap dan modern dengan teknologi terbaru. Indonesia memiliki, 400 ribu tentara aktif dengan prajurit cadangan sekitar 400 ribu orang, 41 pesawat tempur dan 176 helikopter. 314 tank, Indonesia memiliki 10 frigate, 21 corvette, dan 4 kapal selam.  Mesir memiliki 440 tentara aktif dengan prajurit cadangan mencapai 480 ribu orang, tank 4.664, 1.575 peluncur roket. 13 frigate dan 8 kapal selam. Iran memiliki 575 ribu tentara aktif dengan 360 prajurit cadangan, 12 helikopter, 196 pesawat tempur 7 frigate 3 corvet serta 19 kapal selam (www.viva.co.id) 

Jika semua kekuatan tersebut bersatu dan dalam kendali Khilafah maka mengusir Zionis Israel dari Palestina adalah tidak sulit. Maka tugas seorang muslim adalah berjuang agar segera tegak khilafah’ala minhajin nubuwwah. 

Wallahu’alam bisshowab.





Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar