Pribumi Serasa Pendatang


Oleh: Nuryanti

Baliku bukan milikku. Begitu kira-kira slogan yang cocok buat masyarakat Bali saat ini. Sebagian tanah ataupun lahan yang ada di bali saat ini pemiliknya bukan orang bali lagi, melainkan milik orang lain/orang asing. Bagaimana tidak, promosi yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga membuka ruang lebar-lebar bagi para pemilik modal untuk berinvestasi di tanah Bali, dengan pembangunan berbagai macam proyek. Salah satunya adalah proyek pembangunan subway atau Bali Light Rail Transit (LRT). Di mana proyek ini bertujuan untuk kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD).

Kemudian apa manfaat yang didapat oleh penduduk asli Bali? Jangan harap mendapat manfaat, justru Bali semakin hari semakin sesak dan merusak alam. Bali yang secuil dengan keindahan alamnya, kini dijadikan sebagai lahan bisnis para pemilik modal.

Kalaupun memang ada pembangunan dan pembaruan sarana transportasi, sejatinya itu bukan untuk melayani masyarakat Bali tetapi untuk memfasilitasi para pendatang supaya lebih mudah mengakses ke tempat-tempat bisnis mereka. Kalaupun ada bukaan lowongan pekerjaan, pasti melalui proses yang ribet dan kebanyakan hanya diterima sebagai tukang kebun, cleaning service, kasir, pelayan toko, atau pekerjaan yang tidak menguras pikiran. Sedangkan pekerja kantoran, petugas administrasi, sekretaris, pimpinan dirut, atau pun kabag, sudah pasti didatangkan dari asing. 

Begitulah sistem saat ini, penerapan sistem kapitalis memang mengutamakan pemilik modal sebagai pemeran penting. Jadinya yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin tertindas. Sikap mengambil alih kepemilikan umum menjadi kepemilikan pribadi menjadi biasa di pandangan masyarakat. Namun, jika ini dibiarkan terus menerus tanpa ada yang berani bertindak, maka bumi Bali akan habis dihuni oleh orang-orang asing, dan orang-orang pribumi yang ada di Bali statusnya sebagai pengontrak di tanah sendiri.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar