Oleh : Nurjihaan (Aktivis Muslimah)
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", merupakan peribahasa yang menggambarkan pentingnya sebuah persatuan. Sudah seabad lamanya sejak runtuhnya Daulah Ustmaniyah, umat Islam menjadi terpecah belah dengan batas garis khayal yang bernama nation state. Kondisi umat Islam saat ini seperti ayam yang kehilangan induknya. Banyak umat Islam yang dibantai, dijajah, dilecehkan seperti yang dialami oleh saudara kita di Palestina.
Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan pidatonya terkait Palestina di KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ke-11 D-8 (Developing Eight) di Kairo, Mesir. Beliau mengatakan bahwa tanpa persatuan, tanpa mengatasi perbedaan, kita tidak bisa menjadi kuat.
"Kita mengatakan bahwa kita mendukung Palestina. Tapi kalau kita lemah, bagaimana kita bisa mendukung Palestina? Oleh karena itu, Yang Mulia, mari kita manfaatkan kerja sama kita," sambungnya. Beliau juga mengatakan bahwa kita harus bekerja untuk mencapai kekuatan industri dan teknologi.
Ketua Yayasan Universitas Jayabaya, Moestar Putra Jaya Moeslim menilai pidato Presiden Prabowo menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan bersama yang memerlukan kekuatan kolektif, bukan retorika semata. (Merdeka.com / 21-12-2024).
Berbeda dengan Moestar, Pengamat Timur Tengah, Smith Alhadar menilai pidato Presiden Prabowo terkesan menggurui dan abai terhadap apa yang telah dilakukan oleh negara-negara yang menghadiri KTT tersebut. Sesungguhnya seluruh negara Islam, khususnya negara-negara Timur Tengah, termasuk Turki, Iran, dan Mesir, sudah cukup keras mengecam Israel. (Mediaindonesia.com / 22-12-2024).
Tindakan Nyata untuk Palestina
Permasalahan Palestina bukanlah permasalahan bagi Palestina itu sendiri, namun hal ini menjadi permasalahan bagi umat muslim di seluruh dunia. Israel yang didukung oleh negara adidaya Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya terus melancarkan aksi genosida kepada warga di Palestina. Sudah banyak pertemuan demi pertemuan diadakan demi menghentikan genosida yang dilakukan Israel namun tidak juga mencapai hasil yang konkret. Kecaman sudah banyak dilontarkan oleh para penguasa, bantuan kemanusiaanpun sudah banyak dikirim walaupun nyatanya sulit untuk masuk ke Palestina.
Benar apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo mengenai persatuan negeri Muslim namun pembelaan terhadap Palestina membutuhkan tindakan nyata. Mereka tidak butuh kecaman, dan tidak hanya butuh bantuan kemanusiaan. Seruan gencatan senjatapun diabaikan oleh Zionist Israel. Pengiriman pasukan militerlah yang sesungguhnya mereka butuhkan saat ini, bukan sekedar penguatan dalam bidang ekonomi dan industri. Mereka juga butuh senjata dengan teknologi yang canggih untuk melawan Zionist Israel.
Jikalau Amerika dengan bangganya memberikan bantuan senjata dan tentaranya kepada Israel untuk membunuh saudara-saudara kita dengan keji di Palestina, maka sudah seharusnya negeri-negeri mayoritas muslim juga melakukan hal yang sama bahkan lebih untuk membantu para pejuang di Palestina dalam bidang kemiliteran. Tanpa pengiriman pasukan maka pembelaan Palestina hanya sekedar retorika.
Solusi dari Sudut Pandang Islam
Islam bukanlah sekedar agama saja, namun juga sebagai ideologi yang mempunyai solusi atas permasalahan kehidupan di dunia ini, termasuk permasalahan yang terjadi di Palestina saat ini.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 216, " Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Dari ayat tersebut jelaslah solusi yang Allah berikan kepada kita yaitu berperang melawan kebiadaban Zionist Israel Laknatullah. Berjihad dibawah satu kepemimpinan adalah solusi tuntas yang akan mengalahkan Zionist Israel.
Umat harus faham akan solusi hakiki ini dan tidak perlu takut dengan kata "perang", karena sesungguhnya apa yang sedang diperjuangkan merupakan perjuangan yang mulia. Hidup setelah berjihad membawa kenikmatan, jikalaupun gugur bernilai syahid. Bukankah pada akhirnya manusia akan kembali juga kepada Allah?
Jika umat sadar akan solusi ini, maka umat akan mendorong penguasanya untuk mengirimkan pasukan pembebasan Palestina. Hanya penguasalah yang berkuasa mengirimkan pasukan, karena sejatinya perang adalah pertemuan antara dua pasukan di medan perang, bukan seperti yang terjadi di Palestina saat ini, yakni pasukan Israel menyerang rakyat sipil di pengungsian.
Umat Islam saat ini seperti singa yang sedang tertidur. Sudah waktunya bagi kita umat Islam untuk bangun dari tidur panjangnya, membentuk suatu persatuan yang mempunyai kekuatan yang ditakuti oleh negeri kaum kafir yang menumpahkan darah saudara-saudara kita.
Birruh, biddam, nafdika yaa Aqsa.
Dengan nyawa, dengan darah, kami akan membelamu ya Aqsa.
Wallahu a'lam bisshowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar