Oleh: Amri (Mahasiswi & Aktivis Remaja)
Masa muda seharusnya diisi dengan mimpi dan harapan, namun bagi sebagian besar Generasi Z, kenyataan berkata lain. 'Krisis paruh baya' menghantui mereka, jauh sebelum waktunya.
Midlife Crisis Dini di Kalangan Gen Z
GenZ tengah menghadapi krisis paruh baya (midlife crisis) lebih awal dari seharusnya. Studi mengungkapkan bahwa sebanyak 38% dari mereka mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa. Gen Z merasa terjebak dalam kecemasan, kelelahan, dan ketidakpuasan hidup. Mereka mengaitkan banyak hal ini dengan beban finansial mereka. 60% perempuan dan 45% laki-laki Gen Z khawatir bahwa tingginya biaya hidup akan menjadi penghalang untuk keamanan finansial di masa depan. Fenomena ini tentu saja sangat memprihatinkan, mengingat usia mereka yang masih tergolong muda. Padahal, krisis paruh baya umumnya dikaitkan dengan mereka yang telah mencapai usia pertengahan atau bahkan akhir.
Melansir dari BTPN, banyak penelitian dan survei menunjukkan bahwa Gen Z mengalami tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Surveitm tahun 2022 oleh Harmony Healthcare IT menunjukkan bahwa 42% dari generasi Z telah didiagnosa mengalami masalah kesehatan mental. Laporan lain dari American Psychological Association (APA) juga memaparkan bahwa hampir 90% dari Gen Z di Amerika Serikat setidaknya mengalami satu gejala stres, seperti merasa kewalahan atau cemas berlebihan.
Gen Z Terjebak dalam Krisis Sistemik
Gen Z tidak hanya menghadapi masalah finansial. Fakta menunjukkan bahwa generasi ini menghadapi berbagai masalah yang kompleks. Mulai dari masalah ekonomi seperti peningkatan harga kebutuhan pokok dan kesulitan mencari pekerjaan yang layak hingga masalah sosial seperti tekanan untuk tampil sempurna di media sosial dan persaingan yang ketat di berbagai bidang. Belum lagi masalah mental seperti stres, kecemasan dan depresi yang semakin umum di kalangan Gen Z. Kombinasi dari berbagai masalah ini mempercepat munculnya perasaan krisis paruh baya pada usia yang relatif muda.
Akar dari berbagai persoalan yang membebani Gen Z sebenarnya terlihat pada penerapan sistem kapitalisme yang telah mengalami kerusakan. Sistem ekonomi kapitalistik fokus pada pertumbuhan ekonomi dan keuntungan semata telah menciptakan ketimpangan sosial. Persaingan bebas dan individualisme yang didorong oleh kapitalisme juga menambah tekanan yang dirasakan Gen Z untuk berprestasi dan memperoleh materi. Sistem politik demokrasi yang idealnya menjamin keadilan dan kesejahteraan juga seringkali dikuasai oleh kepentingan pemilik modal, sehingga kebijakan yang dihasilkan kurang berpihak pada kepentingan generasi muda.
Kepentingan elit dan pemilik modal seringkali mendominasisistempolitik demokrasi yangseharusnya memastikan bahwa masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan. Selain itu, sistem sosial yang semakin liberal dan materialistik mendorong individu untuk berlomba-lomba mengejar status sosial dan kekayaan, menciptakan tekanan dan persaingan yang tidak sehat. Kebijakan yang dibuatpun cenderung menguntungkan segelintir pihak dan mengabaikan kepentingan mayoritas, termasuk Gen Z. Namun, Generasi Z merasa semakin sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan mempersiapkan diri untuk masa depan karena sistem pendidikan menjadi semakin mahal.
Gen Z Mewujudkan Perubahan Hakiki
Gen Z membutuhkan pemahaman yang kuat tentang hakikat kehidupan. Dengan memahami hakikat kehidupan, Gen Zdapat melihat realitas secaralebih objektif dan proporsional, serta menyadari potensi diri mereka. Selain itu,mereka harus disadarkan akan kewajiban untuk menerapkan aturan Allah secara kaffah (menyeluruh) sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang sedang mereka hadapi. Penerapan aturan Allah diyakini akan membawa keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan bagi seluruh umat manusia.
Gen Z juga perlu disadarkan akan kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajibant ersebut. Gen Z wajib didorong untuk terus berjuang survive dalam situasi saat ini dengan landasan keimanan yang kuat. Keimanan itu akan menjadi pondasi yang kokoh dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan. Selain itu, Gen Z juga perlu dimotivasi agar berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan umat dengan menegakkan aturan Allah secara kaffah melalui tegaknya Khilafah. Khilafah merupakan sistem pemerintahan Islam yang akan menerapkan aturan Allah secara menyeluruh dan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Gen Z harus dididik tentang pentingnya melek politik. Generasi muda yang melek politik akan mampu menganalisis situasi politik, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang tepat. Dengan melekpolitik,Gen Z dapat mengambil peran kepemimpinandl dimasa depan dan membawa umat menuju perubahan yang benar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Mereka juga dapat mengambil peluang untuk menjadi pejuang kemuliaan Islam dan berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Wallahua’lam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar