Oleh : Najwa Aliyya
Baru-baru ini, seluruh kaum umat Muslim sudah sedikit di buat lega oleh berita tentang Israel melakukan genjatan senjata dan menyatakan perdamaian dengan Palestina
Gencatan senjata di Gaza resmi dimulai setelah sempat terjadi penundaan oleh pihak Israel. Hal ini ditandai dengan dipulangkannya tiga sandera Israel dan warga Palestina kembali ke lingkungan mereka yang hancur pada Minggu (19/1/2025).
Di Tel Aviv, ratusan warga Israel bersorak dan menangis di sebuah alun-alun di luar markas pertahanan saat siaran langsung dari Gaza menampilkan ketiga sandera tersebut naik ke dalam kendaraan Palang Merah yang dikelilingi oleh pejuang Hamas.
Namun, alih-alih menepati janji nya untuk melakukan perdamaian dan gencatan senjata, justru baru 2 hari mulainya gencatan senjata, israel sudah menyerbu bagian tepi barat saat sedang gencatan senjata
Militer Israel melancarkan operasi penyerbuan di area Jenin di Tepi Barat ketika gencatan senjata berlangsung di Jalur Gaza. Sedikitnya 10 orang tewas akibat operasi militer Tel Aviv pada Selasa (21/1) waktu setempat tersebut.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyebut operasi di Tepi Barat itu bertujuan "memberantas terorisme" di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina yang berkantor di Ramallah, seperti dilansir AFP, Rabu (22/1/2025), menyebut operasi militer Israel itu telah menewaskan sedikitnya 10 orang, hanya beberapa hari setelah gencatan senjata berlaku di Jalur Gaza. Israel Serbu Tepi Barat Saat Gencatan Senjata Gaza, 10 Orang Tewas (https://search.app/gXZ86Fj2fvMLsDJq9)
Begitulah sifat para Zionis yang terkenal dengan ingkar janjinya. Israel kembali menyerang Palestina beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata diteken pada Rabu (15/01/2025). Buntut dari serangan itu, sedikitnya 77 orang tewas, termasuk 21 anak dan 25 wanita. Memang, gencatan senjata baru akan resmi dimulai pada Ahad (19/01/2024), namun tak semestinya Israel kembali menyerang saat warga Palestina di mana mereka baru saja merasa lega dan aman di negaranya sendiri. Dengan begitu, Israel telah berbuat culas dan ingkar janji untuk menyudahi perang. Sifat bangsa Israel ini persis seperti sifat Bani Israil telah diterangkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an.
Bani Israil adalah keturunan Nabi Yakub as melalui 12 anaknya yang kemudian menjadi nenek moyang dari 12 suku Israel. Sebagian besar Bani Israil adalah pemeluk agama Yahudi. Dalam Al-Qur’an, kaum ini termasuk yang diberikan banyak nikmat oleh Allah Swt. Namun mereka justru menjadi pembangkang, bukan hanya kepada Allah, tetapi juga kepada utusan-utusan Allah (Nabi dan Rasul).
Dan sikap dan sifat dari Israel saat ini sama persis seperti Bani Israil pada zaman Nabi Yakub. “…(tetapi) mereka (Bani Israil) melanggar janji mereka, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang telah diperingatkan kepada mereka…” (QS. Al-Maidah: 13)
Dalam firman Allah yang lain pula: “Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Bahkan sebagian mereka tidak beriman.” (QS. Al-Baqarah: 100)
Israel selalu mengingkari janjinya tentang gencatan senjata yang akan di lakukan pada Palestina, yang pada nyatanya tetap saja mereka kembali menyerang Palestina. Bukan hanya itu, para Zionis Israel juga menuduh yang tidak-tidak pada Palestina. Baru saja memulai gencatan senjata, mereka malah melakukan lagi penyerangan di tepi barat dengan alasan ingin membasmi teroris, padahal disini yang menjadi tokoh teroris adalah para Zionis itu sendiri.
Lantas, apa lagi yang bisa di harapkan di sistem saat ini? Yang mana penguasa-penguasa Muslim justru bersembunyi di balik dinding dan tidak melakukan apapun untuk Palestina. Kasus seperti ini akan terus terulang kembali jika dunia masih menggunakan Sistem rusak yaitu Sistem Kapitalisme liberalisme.
Kebebasan Palestina di sistem Kapitalisme saat ini jauh sekali dari kata meyakinkan. Atau bahkan memang tidak mungkin terjadi pembebasan di Palestina jika Kapitalisme masih menjadi sistem.
Bukan hanya gencatan senjata solusinya, karena itu bersifat hanya sementara, pada faktanya gencatan senjata itu sama sekali tidak berlaku, Israel benar-benar tamak dan ingin menguasai sepenuhnya tanah milik kaum Muslim tersebut. Tentu saja, mereka tidak akan mundur begitu saja.
Bagaimana pun juga, pelakunya harus tetap di binasakan. Dan tentunya tidak bisa dilakukan selain dengan adanya Khalifah dan Daulah Islam.
Dulu, Palestina di taklukan oleh seorang Khalifah seorang Pemimpin amanah yang begitu memperdulikan rakyatnya, yaitu adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Seorang pemimpim kaum Muslim yang berhasil menaklukan Palestina, yang mana tanah tersebut adalah bukti perjuangan para syuhada yang di pimpin oleh Salahuddin Al-Ayyubi. Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim, karena tanah itu di perjuangkan dengan darah para Syuhada.
Maka, kita harus merebut kembali tanah milik kaum Muslim. Tentunya, tidak bisa hanya dengan satu negara, tetapi oleh satu dunia yang hanya di pimpin oleh satu Khalifah yakni Daulah Islamiyah. Palestina hanya bisa bebas apabila Islam berhasil tegak di dunia ini, bukan hanya Palestina, tetapi saudara-saudara muslim kita yang di aniaya tentunya akan merasakan perdamaian di bawah naungan Daulah Islam.
Wallahualam..
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar