Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra' Mi'raj


Oleh: Nur Hidayati (Lisma Bali)

Isra' Mi'raj adalah satu peristiwa penting di bulan Rajab. Isra' Mi'raj terjadi tepat di sepuluh tahun kenabian Rasulullah Saw. Isra' Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, Allah SWT menunjukkan kekuasaanNya kepada Rasulullah. Ada pelajaran penting yang dapat kita ambil hikmahnya yaitu dari segi ketaatan, yaitu dengan diturunkannya perintah sholat langsung dari Allah kepada Baginda Nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana kita tahu, sholat adalah kewajiban setiap muslim dan merupakan bukti ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Tetapi, bukan berarti hanya dengan sholat saja sudah cukup, kita tetap harus menjalankan Islam secara kaffah tanpa memandang aturan-aturan dalam Islam adalah sebuah menu prasmanan yang bisa kita ambil yang kita suka saja.

Selain pelajaran tentang ketaatan, peristiwa Isra' Mi'raj juga memiliki nilai-nilai tentang aspek politik. Tentang kepemimpinan yang sesungguhnya dari seorang Rasulullah. Di Baitul Maqdis, Rasulullah disambut oleh para Nabi. Beliau dijadikan imam sholat berjamaah di sana. Hal ini merupakan pertanda jika beliau adalah pemimpin dari para Nabi.

Dalam perjalanannya, beliau juga ditampakkan oleh Allah negara-negara yang akan menjadi kekuasaan Islam. Perubahan kepemimpinan dunia ini terbukti dalam sejarah. Kira-kira setelah setahun perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw, Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk hijrah dari Makkah ke Madinah. Di Madinah, Rasulullah Saw mendirikan Negara Islam dengan ideologi Islam yang kuat, dan sejalan dengan fitrah manusia.

Negara Islam kemudian memperluas daerah kekuasaannya sampai ke jazirah Arab. Begitupun Palestina, daerah ini tempat berdirinya Masjidil Aqsha yang pernah disinggahi Rasulullah ketika melakukan Isra' Mi'raj. Daerah Palestina juga merupakan kekuasaan daulah Islam. Dan akan kembali menjadi daerah dalam kekuasaan daulah Islam pada masa mendatang. Untuk itulah, sebagai seorang muslim kita bagaikan 1 menyatukantubuh. Satu bagian merasa sakit, maka seluruh tubuh akan merasa sakit juga. Kita wajib peduli akan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Kita harus ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dengan pemikiran, kita jalankan Islam secara kaffah untuk segera menegakkan Khilafah, karena hanya dengan Khilafah masalah Palestina bisa dihentikan.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar