Tes Kehamilan Bagi Siswi SMA, Mampukah Cegah Seks Bebas?


Oleh: Humaida Aulia, S.Pd.I

Ramai sebuah video yang menunjukkan tes kehamilan terhadap siswi SMA di Kabupaten Cianjur. Video tersebut menunjukkan siswi berseragam sekolah, didampingi guru, melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes kehamilan (test pack) di toilet sekolah (bandung.kompas.com, 25/1/2025). Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan itu bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja, khususnya pergaulan bebas. 

Kepala sekolah SMA tersebut, Sulthan Baruna Sarman mengungkapkan, pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil. Setelah peristiwa tersebut, pihaknya berisiniatif untuk melakukan tes kehamilan setiap kegiatan belajar di semester baru (detik.com, 22/1/2025).

Sementara itu, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Imran Pambudi menyayangkan tes yang dilakukan di sekolah tersebut karena bisa menimbulkan beberapa masalah mental. Menurut dia, banyak opsi lain yang bisa dilakukan untuk memastikan siswi terhindar dari kehamilan dini. Jika pun memang diperlukan pihak sekolah, tes kehamilan sebaiknya hanya bersifat sukarela, bukan menjadi wajib. Ia mengingatkan agar edukasi kesehatan reproduksi diberikan sesuai dengan usia (cnnindonesia, 22/1/2025).


Seks Bebas makin Mengakar

Pemeriksaan tes kehamilan sejatinya tidak bisa menjadi pencegah pergaulan bebas karena pelaku perzinaan belum tentu hamil. Di samping itu, indikator ini hanya bisa dilakukan kepada perempuan saja padahal laki-laki pun banyak yang melakukan perzinaa bahkan sama rusaknya. Tes kehamilan yang dilakukan dengan tujuan mencegah seks bebas adalah sesat pikir dalam menghadapi bobroknya pergaulan anak-anak kita hari ini. Hal yang urgent dilakukan yaitu dengan mencegah dan membumihanguskan sebab utama perzinaan, bukan malah menormalisasinya dengan melakukan tes kehamilan. 

Namun kita tahu, upaya yang dilakukan saat ini untuk mencegah pergaulan bebas belumlah mampu mencabut benalu hingga akarnya. Penyuluhan tata cara pergaulan melalui kespro, pendidikan-pendidikan agama yang dilakukan, bahkan upaya sekolah melakukan pendekatan kepada siswa juga seperti tak membuahkan hasil. Hal ini mengingat banyak sekali faktor yang memengaruhi maraknya pergaulan bebas, seperti keluarga, pendidikan, masyarakat, media, hingga regulasi negara. Langkah-langkah di atas ini jelas tidak mampu mencegah seks bebas remaja.  

Selain yang demikian, maraknya seks bebas juga disebabkan oleh hal yang sangat krusial yaitu penerapan sistem kapitalisme di negeri ini. Sistem kapitalisme menjadikan sekularisme sebagai asasnya dimana agama dipisahkan dari kehidupan. Agama hanya dijadikan sebagai ajaran ritual, yang hanya ada di masjid-masjid dan saat peribadatan. Agama semakin dijauhkan, tidak diterapkan dalam sistem bermasyarakat. Wajar sekali jika generasi yang terbentuk adalah generasi yang tak mengenal hakikat pencipta-Nya. Generasi yang gamang dengan tujuan hidup dan gemar mendekati hal-hal yang berbau dosa termasuk perzinaan. 

Adanya sistem kehidupan sekuler kapitalisme ini menjadikan remaja mengikuti hawa nafsu mereka dan mengutamakan kesenangan jasmani, abai pada halal dan haram, bahkan tak mengenal surga neraka. Setiap remaja kini juga dapat mengakses media tanpa filter yang bisa dinikmati kapan dan dimana saja. Ditambah lagi tampilan-tampilan yang tersaji baik berupa konten maupun film banyak yang membuka aurat bahkan adegan vulgar yang makin berani. 

Diperparah lagi, sistem kapitalisme yang memaksa masyarakat bersifat individualis. Masyarakat yang tidak peduli pada sesama dan tidak ambil pusing dengan kejadian yang terjadi di sekelilingnya. Akhirnya prilaku seks bebas yang terjadi makin merajalela bahkan makin menggila. 


Islam Selesaikan Seks Bebas

Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur semua aspek kehidupan termasuk aturan pergaulan. Islam mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan terpisah kecuali dalam hal yang dibolehkan seperti haji, pendidikan, kesehatan, dan jual beli. Perempuan dan laki-laki dilarang membuka auratnya kecuali di area khusus (di dalam rumah). Di luar rumah laki-laki dan perempuan harus menutup auratnya secara sempurna. 

Islam akan menutup seluruh pintu-pintu kemaksiatan. Islam melalui Departemen Penerangan akan menyaring seluruh konten yang terakses oleh masyarakat. Dengan filter yang dilakukan, penjagaan terhadap tontonan yang membuka aurat, meengarah kepada pornografi, atau yang akan memunculkan syahwat tidak akan bisa masuk. 

Sistem Pendidikan Islam berasas akidah Islam akan melahirkan generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam dan paham tata pergaulan Islam. Pemahaman yang dimiliki akan menjaga generasi tetap dalam ketaatan dan mencegah dari berbuat haram termasuk gaul bebas. Generasi juga akan terjaga dari pemikiran sesat seperti pergaulan bebas, sekularisme, hedonisme, materialisme, dan pemikiran-pemikiran sesat lainnya. 

Islam dengan sistem sanksinya juga akan menghapus seks bebas. Sistem Islam akan memberi hukuman rajam bagi pelaku zina. Pelaku zina akan dilempari batu hingga mati bagi pezina yang sudah menikah (muhshan), dan akan dicambuk 100 kali bagi pelaku yang belum menikah (ghairu muhshan). Hal ini tentu akan menimbulkan efek jera bagi pelaku zina, dan yang akan melakukannya. 

Islam juga akan menerapkan tiga pilar. Tiga pilar itu adalah ketakwaan individu, kontrol masyarakat, dan negara yang menerapkan hukum Islam. Tiga pilar ini harus ditegakkan agar semua asasnya mampu diterapkan di tengah masyarakat. Penerapan ini tak hanya skala individu, atau skala masyarakat. Namun penerapan ini harus lah diambil alih oleh negara. 

Dengan penerapan sistem Islam secara keseluruhan, generasi akan terjaga pergaulannya dan tercegah dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak lainnya. Keimanan yang kuat akan menjaga generasi selalu dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan. Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menjaga keselamatan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat. Namun hal ini hanya bsa diterapkan jika Islam dijadikan asas kehidupan dalam sebuah negara yaitu Khil4f4h. Khil4f4h dengan aturan Islamnya akan menciptakan generasi takwa yang jauh dari seks bebas dalam negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Wallahu a'lam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar