Oleh : Hazifah
Allah SWT berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (TQS Ar-Rum : 41).
Merujuk kepada ayat Al-Qur'an di atas, maka bencana Banjir yang melanda beberapa tempat di Bekasi beberapa hari yang lalu adalah disebabkan karena ulah manusia itu sendiri.
Saat penulis melihat langsung ke beberapa lokasi banjir, terutama yang sangat parah, dengan ketinggian air kurang lebih 2,5 meter, membuat rumah-rumah penduduk selain kotor juga menyisakan kerugian yang lumayan besar baik materi ataupun immateri.
Dengan kiriman air yang konon dari hulu (wilayah Puncak) dalam jumlah yang melebihi daya tampung saja, ternyata membuat manusia tidak berdaya. Sifat sombongnya mendadak hilang, seketika langsung sedih, lemas tak berdaya melihat sebagian hartanya hancur tergenang atau tersapu air.
Wilayah Puncak merupakan daerah asal-muasal datangnya air. Seharusnya di daerah ini air hujan yang membasahi bumi diserap masuk ke dalam tanah. Akan tetapi yang terjadi wilayah serapan air menjadi berkurang.
Tinjauan ke lapangan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat) membuktikan bahwa dengan dibangunnya tempat wisata yang memakai lahan PTPN menjadi salah satu sebab berkurangnya wilayah serapan air.
Menurut Dedi, seharusnya pejabat yang berwenang tidak boleh memberikan izin berdirinya tempat wisata tersebut. Sehingga ia langsung memerintahkan petugas untuk membongkarnya sebagai salah satu upaya untuk mengatasi agar tidak terjadi banjir di masa yang akan datang.
Banjir : Musibah yang berulang
Permasalahan banjir terus berulang di negeri ini. Banjir 5 tahunan Bekasi ini adalah salah satunya. Seharusnya kita bisa belajar mengatasi banjir dari yang peristiwa-peristiwa sebelumnya. Tata kelola yang dilakukan pemerintah harus bersifat serius, jangan setengah-setengah.
Upaya penanganan banjir tak hanya menjadi tanggung -jawab Pemda Jabar terkait yang terjadi pada peristiwa banjir Bekasi kemarin. Tetapi adalah merupakan tanggung-jawab pihak-pihak yang terkait, yakni pemerintah Provinsi Jabar, Pemda Bogor maupun pemerintah pusat.
Pemerintah di sini harus memiliki good will yang baik untuk mengatasinya. Bagaimana penyelesaian masalah banjir dari hulu ke hilir menjadi fokus yang harus dilakukan. Bila pemerintah Provinsi Jabar hanya benahi dari sektor hulu saja.
Di pihak lain, tata kelola di dalam kota seperti sungai -sungai, gorong-gorong air, got-got, sumur-sumur resapan dsb harus dikelola dengan baik bahkan bila keberadaannya minim harus diupayakan dibangun kembali.
Bila sumur-sumur resapan dan saluran air keberadaannya minim atau kalau ada salurannya terhambat dengan sampah-sampah, maka bisa dipastikan bila terjadi curah hujan yang tinggi akan mengalami banjir kembali karena air tak mampu diserap oleh tanah ataupun air memiliki saluran yang bisa menghantarkannya mengalir sampai ke laut meskipun daerah Bogor (Puncak) tidak mengirimkan air berlebihnya ke daerah Jakarta maupun Bekasi.
Oleh karena itu, benarlah firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rum ayat 41 di atas bahwa kerusakan baik di darat maupun di laut yang tampak oleh kita adalah akibat ulah manusia itu sendiri. Yang hanya memikirkan dirinya dan tak memikirkan dampak ke depan bagi manusia lainnya.
Semoga semua pihak sadar bahwa harus ada tindakan yang benar-benar nyata untuk mengatasi banjir ke depannya dengan berbekal keimanan kepada Allah bukan karena faktor keserakahan ataupun egoisme pribadi ataupun kelompok.
Bila tidak ada tindakan nyata dari pemerintah pusat dan daerah yang tersistem di setiap daerah dalam rangka penanggulangan banjir, maka bisa dipastikan rakyatlah yang akan menanggung kembali derita dan kerugiannya.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar