Habis Gelap Terbitlah Terang


Oleh : Sherly Agustina, M.Ag. (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Setelah ramai di media sosial tagar peringatan darurat berlatar biru, kini viral #Indoensia gelap di media sosial. Viralnya tagar tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, banyak mahasiswa melakukan unjuk rasa turun ke jalan menyuarakan beberapa tuntutan karena melihat zalimmya kebijakan pemerintah. Mulai dari langkanya tabung gas LPG 3 kg, efisiensi angggaran, gemuknya kabinet, UU Minerba termasuk pengelolaan tambang oleh kampus. Lalu, bagamana menyikapi hal tersebut? 

#IndonesiaGelap menjadi trending topic di media sosial sejak Senin (17-2-2025). Hingga Selasa (18-2-2025), tagar tersebut masih menempati posisi pertama dengan jumlah posting mencapai lebih dari 668.000 cuitan. (Fp Muslimah Banten Official)


Aksi dan Tuntutan Mahasiswa 

#Indonesia gelap menunjukkan bahwa Indonesia memang sedang tidak baik-baik saja dan kekhawatiran publik terhadap Tanah Air semakin membuncah. Done Emprit dari lembaga pemantau media sosial menganalisa bahwa gambar garuda hitam ini terlacak di X setidaknya sejak tanggal 3 Februari 2025 malam, alias dua hari setelah pemberlakukan pembatasan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) ke pengecer. Indonesia Gelap adalah luapan protes rakyat atas kebijakan pemerintah. Maka, pemerintah seharusnya bisa mendengarkan dan menindaklanjuti protes publik, bukan hanya sibuk dengan proses kebijakan yang berpolemik.

Adapun isu yang diangkat lewat tagar ini di antaranya kisruh LPG 3 kg, reformasi Polri, program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemangkasan anggaran untuk program sosial dan kesejahteraan rakyat, masalah pendidikan, kesehatan, serta lapangan pekerjaan. Aksi ini tak hanya bergema di media sosial, tapi juga mewujud aksi di dunia nyata yang serentak dilakukan di lebih dari 10 wilayah. Beberapa kampus yang terlibat aksi pada Senin (17/2/2025) yaitu Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Universitas Tulang Buwang (UTB) Lampung, dan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin (UNISKA).

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI mengumumkan mahasiswa kampus almamater kuning berkumpul di Lapangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI pada pukul 09.00 WIB dengan lima tuntutan. Kelima tuntutan tersebut di antaranya mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang dinilai tidak berpihak pada rakyat, dan mencabut pasal dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU Minerba) yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik. (tirto.id, 18-07-2025)

Selain itu, BEM UI juga mendesak pemerintah untuk mencairkan tunjangan dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan, mengevaluasi total program MBG dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan, serta berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Menyikapi aksi tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, memastikan tidak ada pemotongan terhadap biaya operasional perguruan tinggi, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, maupun beasiswa. Presiden Prabowo Subianto sudah menegaskan bahwa, kebijakan pemotongan anggaran pendidikan tidak boleh dilakukan. Keterangan ini sebagai sanggahan info yang beredar soal pemotongan beasiswa, KIP kuliah atau biaya operasional perguruan tinggi.


Penyebab #Indonesia Gelap

Pemerintah boleh saja berdalih melalui juru bicara kepresidenan, tapi rakyat hanya ingin melihat kebijakan nyata yang benar-benar pro rakyat yaitu menjamin kesejahteraan mereka yang saat ini masih jauh panggang dari api. Aksi mahasiswa seharusnya ditindaklanjuti dengan baik oleh pemerintah, bukan hanya sibuk menyanggah saja dengan pernyataan yang retoris. Tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa harus segera dipenuhi agar rakyat melihat bukti bukan hanya makan janji-janji politik. 

Melihat rumitnya kebijakan pemerintah yang terlihat kurang pro terhadap kesejahteraan rakyat, wajar para mahasiswa melakukan aksi untuk mengkritik kinerja pemerintah agar pro terhadap kesejahteraan rakyat. Karena mahasiswa sebagai agen perubahan tidak akan pernah tinggal diam melihat kezaliman di depan mata. Aksi yang dilakukan para mahasiswa menunjukkan bahwa hati nurani mahasiswa tidak mati, setelah lama mati suri.

Adinda Tenriangke Muchtar, Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), mengatakan bahwa aksi Indonesia Gelap ini sebagai contoh aktivisme mahasiswa dan anak muda yang kreatif. Gulfino Guevarrato, Peneliti Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), mengamati tentang efisiensi anggaran yang menjadi tuntutan dan salah satu latar belakang dalam aksi Indonesia Gelap. Gulfino mengatakan, bahwa keputusan efisiensi yang dilakukan pemerintah menjadi runyam karena dilakukan secara tergesa-gesa. Efisiensi yang dilakukan bersamaan dengan semakin gemuknya kementerian yang dinilai paradoks.

Sayangnya, belum ada solusi tuntas dan sahih yang ditawarkan oleh para demonstran mahasiswa. Padahal, umat butuh solusi tuntas untuk menyelesaikan berbagai persoalan di negeri ini. Sistem Kapitalis-demokrasi yang diterapkan nyatanya tak mampu menjadi solusi atas berbagai problematika yang ada. Bahkan, sistem kapitalis-demokrasi itu sendiri penyebab dari persoalan yang ada. Kesenjangan si kaya dan si miskin akibat diterapkan sistem kapitalisme, di mana yang kaya semakin kaya sementara si miskin semakin miskin. 


Solusi #Indonesia Gelap

Namun, peran mahasiswa yang menjadi mata tajam kebijakan pemerintah sudahkah memberikan solusi yang tepat dan menyeluruh ketika mengkritik turun ke jalan? Para mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang sahih. Satu-satunya solusi yang sahih hanyalah dari Islam. Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dan mengoreksi penguasa dengan spirit amar makruf nahi mungkar. Menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram.

Oleh karena itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai contoh Rasulullah saw. Dahulu Rasul mendirikan kutlah (kelompok) dakwah yang melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar agar syariat Allah diterapkan. Ketika syariat diterapkan dalam bingkai Khilafah, rahmat Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia. Kesejahteraan dan keamanan umat dijamin oleh khalifah. Pemimpin dalam Islam bertanggung jawab pada rakyatnya atas dorongan akidah bahwa pemimpin sebagai pelayan umat yang menerapkan syariat. 

Syariat Islam yang dibawa Rasul adalah sebuah aturan yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya, dari maksiat menuju takwa, dari sistem jahiliah menuju sistem Islam. Allah Swt. berfirman di dalam surat Al Baqarah ayat 257: "Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, Allah Ta’ala memberitahukan, bahwa Dia akan memberikan hidayah (petunjuk) kepada orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya menuju jalan keselamatan. Dia mengeluarkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari gelapnya kekufuran dan keraguan menuju cahaya kebenaran yang sangat jelas, mudah, dan bersinar terang. Sedangkan pelindung orang-orang kafir adalah syaitan yang menjadikan kebodohan dan kesesatan itu indah dalam pandangan mereka, serta mengeluarkan mereka dari jalan kebenaran menuju kekufuran dan kebohongan.

Ulaa-ika ash-haabun naari Hum fiiHaa khaaliduun (“Mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”) Oleh karena itu, Allah menyebutkan kata an-nuur dalam bentuk tunggal dan menyebutkan kata azh-zhulumat dalam bentuk jama’, karena kebenaran itu hanyalah satu sedangkan kekufuran mempunyai jenis yang beragam dan semuanya adalah batil. Sebagaimana firman-Nya, "Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa". (QS al-An’am: 153)


Khatimah

Peran mahasiswa sebagai agen perubahan harus terus berjalan yaitu melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar di antaranya mengoreksi penguasa ketika ada kebijakan yang zalim. Selain itu, mahasiswa harus menawarkan solusi yang sahih yaitu Islam, untuk perubahan Indonesia yang lebih baik agar terlepas dari kegelapan. Mahasiswa harus melek politik dan bergabung pada sebuah kelompok dakwah politik yang memperjuangkan Islam dan asasnya akidah Islam. 

Mengapa Islam solusi yang ditawarkan? Karena Allah telah menjelaskan dalam Al Qur'an bahwa Islam yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya, dari kekufuran menuju keimanan kepada Allah. Dari sistem jahiliah yang tidak menerapkan Al Qur'an dan hadis menuju penerapan Islam. Benar, Indonesia saat ini dalam kondisi gelap karena sudah terlalu banyak maksiat terutama meninggalkan hukum-hukum Allah tidak menerapkan syariat. Solusinya tidak lain yaitu kembali menerapkan Islam agar negeri ini berkah menuju cahaya terang yang Allah janjikan. Allahua'lam Bishawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar