Oleh : Manta (Aktivis Dakwah Kampus)
Ribuan mahasiswa dari sejumlah universitas memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta, untuk menggelar demonstrasi lanjutan dalam aksi yang bertajuk "Indonesia Gelap" pada Kamis, 20 Februari 2025. Beberapa almamater yang terlihat yakni; Universitas Nasional, Politeknik Negeri Jakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri, hingga Universitas Bung Karno. Ketika tiba, mereka langsung bergiliran melakukan orasi untuk menyampaikan pendapat dan kritik mereka. Salah satunya, kritik terkait efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Aksi ini tak hanya dilakukan hanya di 1 daerah saja, Aksi ini juga dilakukan di berbagai daerah dengan mengangkat tema 'Indonesia Gelap'. Aksi diinisiasi mahasiswa dan masyarakat sipil ini merespons kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai menyengsarakan rakyat.
Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sering terjadi walau adanya pergantian rezim ataupun kebijakan yang diterapkan. Hal ini membuktikan bahwasannya aspirasi yang disampaikan melalui demonstrasi tersebut tidak menyelesaikan masalah. Permasalahan yang terjadi sehingga menyebabkan tuntutan tersebut tidak akan pernah ada kecuali adanya perubahan aturan yang dijalankan secara menyeluruh, dan aturan ini akan selaras dengan sistem politik yang tengah dijalankan. Saat ini, Indonesia menerapkan sistem demokrasi kapitalisme, yang orientasinya berada di tangan rakyat, sedangkan Dzat yang Maha Pengatur, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala diabaikan. Seluruh aturan Allah dalam kehidupan tidak diterapkan. Aturan Allah hanya dianggap sebatas ibadah ritual dan bersifat individu saja, namun aturan Allah yang bersifat universal terabaikan. Ditambah lagi sistem kapitalisme demokrasi yang mementingkan asas manfaat. Untuk memenuhi asas manfaat tersebut, para pemilik modal beserta jajaran pemerintahan utamanya, rela mengadopsi kebijakan yang penuh dengan sifat fasik, dusta, kecurangan, dan manipulasi, serta merugikan rakyat. Kebijakan yang dibuat tajam ke bawah tumpul ke atas. Membunuh dan menyengsarakan rakyat, namun sangat menguntungkan para koorporat beserta jajarannya. Seluruh aspirasi rakyat bukan keputusan mutlak, melainkan seluruhnya sesuai dengan keputusan pihak pemerintahan.
Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, dalam kitab Nizhamul Islam bab Qiyadah Fikriyah, bahwa ideologi kapitalisme mengambil ide demokrasi sebagai sistem politiknya. Ideologi kapitalisme memegang prinsip kebebasan, yaitu kebebasan berpendapat, beragama, termasuk dalam hal ini kebebasan kepemilikan. Seberapa sering pergantian rezim dan siapapun dia, selama sistem yang dianut belum ke arah perubahan, maka ide-ide kapitalisme yang merupakan pencetus kesengsaraan rakyat, tetap pada masa kejayaannya.
Dalam kapitalisme, kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan tak terselesaikan. Seluruh aspek kehidupan di era kapitalisme ini tak lain dan tak bukan hanya berlandaskan asas manfaat saja. Setiap lini kehidupan rakyat dijadikan sebagai ladang memperoleh materi. Menjadikan negara hanya sebagai fasilitator korporasi. Dengan maraknya kasus indonesia gelap ini, otomatis membuka kebobrokan sistem kapitalisme dalam meri'ayah umat. Minimnya lapangan pekerjaan, mahalnya bahan pokok yang cukup, pendidikan yang tak terjamin, serta pelayanan kesehatan yang seadanya menjadi ciri khas dari sistem kapitalisme. Solusi teknis yang diterapkan tak cukup memberikan dampak besar dan menyeluruh bagi masyarakat. Mengembalikan demokrasi yang digadang-gadang sebagai solusi, hanya akan membelenggu rakyat kepada kesengsaraan yang semakin merajalela Namun, diperlukan solusi fundamental untuk menangani problematika yang terjadi. Kebijakan negara yang tak menemukan solusi Fundamental akan tetap pada poros permasalahan yang merugikan rakyat. Solusi tersebut merupakan solusi syar’i yang berasal dari Islam yang harus difahami oleh seluruh masyarakat terutama para pemuda sebagai agen perubahan dan penggerak peradaban.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Allah sangat mengagumi seorang pemuda yang tidak menyimpang dari kebenaran.” (HR. Ahmad, 4:151. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi)
Solusi syar’i tersebut yaitu ada pada sistem Islam. sistem Islam yang menjadikan pelayanan kepada ummat sebagai suatu kewajiban. Sistem Islam memiliki 4 pilar dalam mengatur tata negara, antara lain : (1) kedaulatan di tangan syara’, (2) kekuasaan milik ummat, (3) Mengangkat 1 khalifah, (4) hanya khalifah yang berhak melakukan tabani (adopsi) terhadap hukum syara’. Khalifah memiliki hak untuk membuat UUD dan undang-undang lainnya. Hukum yang diterapkan hanya hukum Allah, penguasa hanya menerapkan hukum yang sudah ada. Dalam sistem Islam tak ada permasalahan ekonomi yang merajalela, ketimpangan kebijakan hingga mnyebabkan efisiensi anggaran. aminan kesejahteraan rakyat dapat dikelola dan terealisasi dengan sistem ekonomi Islam. Khilafah akan mengatur mekanisme sistem ekonomi secara merata, adil dan baik melalui Baitul maal. Negara tak akan memberikan hak pengelolaan tersebut terhadap swasta. Sehingga tidak menimbulkan mudharat dan problematika bagi ummat. Senantiasa mengelola sumber daya alam yang ada dari segi kepemilikan individu, umum, maupun negara. Hasil pengelolaan sumber daya alam tersebut didistribusikan untuk kebutuhan seluruh rakyat dari segi pendidikan, kesehatan, gratis. Ditambah lagi dengan biaya bahan pokok yang murah dan terjangkau.
Inilah pemikiran terkait perubahan yang seharusnya diusahakan, yaitu perubahan ke arah sistem. Adanya kasus Indonesia gelap, akibat dari tidak diterapkan aturan Islam secara menyeluruh, malah memilih sistem buatan manusia yang tak luput dari cacat dan batil di dalamnya.
Dengan ini, perubahan sistem menjadi solusi yang fundamental terhadap permasalahan ini, yaitu beralih dari sistem sekulerisme kapitalisme yang memisahkan antara agama dengan kehidupan, yang dimana sumber peraturannya bukan berasal dari hukum Syara' melainkan aturan manusia, Menjadi sistem Islam yang menerapkan hukum Syara' secara menyeluruh.
Refrensi :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250220163637-20-1200636/aksi-lanjutan-indonesia-gelap-ribuan-mahasiswa-padati-patung-kuda
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar