Oleh: Mami Bandung
Kementrian kesehatan RI kembali menjadi sorotan setelah salah satu rumah sakit Siloam di daerah Bangka Belitung diduga menelantarkan pasien hingga pasien tersebut meninggal dunia.
Berita tersebut langsung mencuat dan ramai diperbincangkan hingga diunggah di berbagai media sosial dan menjadi perhatian masyarakat luas. Salah satu anak korban yang meninggal tersebut membeberkan bahwa pelayanan dari RS Siloam tersebut sangat buruk. Buruknya potret pelayanan yang diberikan oleh RS Siloam ini menjadi sorotan dan viral di berbagai platform digital.
Namun, setelah dikonfirmasi ternyata pihak rumah sakit beralasan bahwa ruang ICU penuh pada saat itu. Sehingga penanganan pasien kurang memadai. Tetapi dari pihak keluarga, mereka menduga lamanya penanganan karena pasien menggunakan jasa BPJS. Dalam hal ini kementrian kesehatan maupun BPJS atau pihak-pihak terkait belum angkat bicara.
Miris sekali hal seperti ini kembali terjadi. Inilah salah satu fakta dimana lemahnya peran dan aturan dari pemerintah. Selain sektor kesehatan, sektor pendidikan juga kerap menjadi sorotan.
Kita tahu bahwa betapa bobroknya sistem demokrasi kapitalisme ini. Rakyat selalu dizalimi namun sayangnya masih banyak pula yang belum sadar akan hal ini. Hanya segelintir orang yang merasakan bahwa sistem demokrasi kapitalisme yang diterapkan oleh pemerintah ini adalah sistem zalim.
Oleh karena itu, sudah saatnya sistem Islam diberlakukan yaitu dengan tegaknya khilafah. Islam telah mengatur semuanya. Maka ketika semua sudah diatur oleh Islam, niscaya tidak akan ada lagi orang mati karena kelaparan, orang mati akibat ditelantarkan dan lain sebagainya.
Pendidikan dan kesehatan itu sudah menjadi bagian dari tanggung jawab negara, bukan lagi dibebankan kepada rakyat. Mari kita mulai pelajari Islam dan masuk ke dalam Islam itu secara menyeluruh (kaffah) agar kita tidak mudah dibohongi oleh pemerintah yang zalim terhadap rakyatnya. Islam adalah solusi bagi seluruh umat di belahan dunia manapun.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar