Tingkat Kriminalitas Makin Tinggi, Sistem Hidup Rusak mesti Diakhiri


Oleh : Indah Ummu Kinar (Aktifis Muslimah)

Semakin ke sini, rasanya hidup makin terasa tak aman. Berita-berita yang berseliweran di televisi ataupun media elektronik tak jauh-jauh dipenuhi dengan berita seputar kasus kriminal yang seolah tiada henti. Masyarakat dibanjiri dengan pemberitaan yang seputar kasus-kasus kriminalitas yang tak jarang membuat orang mengernyitkan dahi dan mengelus dada. Sungguh tak habis pikir mengapa saat ini terjadi banyak kasus kriminalitas yang kian mengerikan dan di luar batas nalar manusia.

Seperti kasus seorang pria di Musi Rawas yang tega membanting dan mencekik Leher ibunya sendiri karena marah lantaran kalah judi. 

Dilansir dari laman kumparan pada 9 Februari 2025, peristiwa penganiayaan tersebut berawal saat pelaku kesal karena kalah main judi online. Pelaku yang kesal awalnya membanting HP miliknya, lalu ia meminta uang kepada korban. Tapi karena tidak diberi membuat pelaku semakin emosi. Akhirnya ia membanting dan mencekik leher ibunya. Tak hanya itu, pelaku lantas juga mengambil gunting dan menyekap ibunya yang sudah tua itu di dalam kamar. Ia juga mengancam akan membunuh korban. 

Beruntungnya korban akhirnya berhasil diselamatkan cucunya dan dibawa pergi melalui pintu belakang rumah ke rumah ketua RT setempat. Sang anak yang merupakan pelaku akhirnya diamankan oleh aparat setempat. 

Berita kriminal lainnya yang tak kalah memprihatinkan adalah tentang kasus Penemuan Mayat Bayi di Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, pada Jumat, 7 Februari 2025. Ironisnya setelah ditelusuri ternyata pelakunya adalah ibu dari sang bayi itu sendiri. 

Bayi malang berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam parit (anak sungai). Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan mengamankan ibu bayi tersebut yang diketahui merupakan anak yang masih di bawah umur. 

Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Dugaan sementara, anak perempuan tersebut nekat membuang bayinya karena takut ketahuan jika sudah melahirkan.

Kasus penemuan jasad bayi juga ditemukan di Aliran Kali Caringin, Kabupaten Bogor. 

Menurut penelusuran lebih lanjut, bayi berjenis kelamin perempuan tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar empat hari sebelumnya. 

Jika kita amati saat ini kasus kriminalitas angkanya memang mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kondisinya pun kian mengkhawatirkan. 

Rasa-rasanya ada banyak sekali kasus-kasus serupa seperti di atas yang telah kita dengar berulang kali terjadi dengan kondisi yang makin memprihatinkan. Kasus perjudian online yang marak misalnya yang menjangkiti masyarakat kita hari ini, telah mampu membuat seorang anak kehilangan akal sehatnya sehingga tega menganiaya ibu kandungnya sendiri. 

Demikian juga halnya dengan kasus-kasus pembuangan bayi dan aborsi yang saat ini muncul. Jika dulu pelakunya adalah orang-orang yang telah cukup dewasa (berumur), saat ini ternyata pelakunya adalah anak-anak yang masih dibawah umur. Ini hanyalah beberapa contoh kasus yang membuktikan bahwa tingkat kriminalitas di negeri ini kondisinya makin parah dan mengkhawatirkan.

Kondisi ini tentu saja disebabkan oleh penerapan Sistem hidup sekuler yang diterapkan hingga saat ini. Paham sekulerisme yang telah memisahkan agama dari kehidupan telah menciptakan banyak permasalahan dari hulu hingga ke hilir pada negeri ini. Sistem yang bertentangan dengan fitrah manusia, yang telah membawa manusia pada keadaan yang jauh dari kesejahteraan, ketenangan dan ketentraman. 

Sistem yang menempatkan kewenangan membuat hukum berada pada diri manusia yang lemah ini telah membuat banyak kerusakan pada segala bidang kehidupan.

Akal manusia yang terbatas dijadikan pemutus atas segala peraturan dan ketetapan yang digunakan untuk mengatur kehidupan. 

Akibatnya aturan yang dibuat hanya berdasarkan hawa nafsu manusia semata, yang hanya fokus pada keuntungan, tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan.  

Amat sangat wajar jika kemudian muncul berbagai permasalahan yang kian kompleks dari waktu ke waktu. Berbagai aturan yang dibuat tidak mampu menjawab dan menjadi solusi atas segala persoalan yang muncul saat ini.

Penerapan sistem rusak ini tak jarang bahkan malah menciptakan berbagai persoalan yang baru. Di bidang ekonomi contohnya, sistem ekonomi yang bercorak kapitalis ini, tidak berpihak pada kepentingan rakyat, namun hanya menguntungkan segelintir orang yakni para pemodal dan elit politik.

Di mana kekuasaan dan sumber daya kekayaan yang melimpah yang seharusnya dikelola dan kemudian hasilnya dikembalikan dalam berbagai bentuk fasilitas yang murah bahkan gratis kepada rakyat, justru telah digunakan untuk memperkaya dan menyejahterakan para oknum tersebut. 

Negara yang harusnya sejahtera oleh karena SDA/kekayaan alamnya yang melimpah, dengan penerapan sistem sekuler saat ini, malah menjadi negara yang gagal menjamin kesejahteraan rakyatnya. 

Sistem ini telah memberikan ruang bagi para pemangku kekuasaan untuk menyalahgunakan kewenangan yang mereka miliki demi meraup keuntungan pribadi dan golongan. 

Penyalahgunaan wewenang kekuasaan dan salah kelola SDA yang ada, telah menciptakan kehidupan yang jauh dari kata sejahtera. 

Hampir di segala bidang kehidupan saat ini telah dijadikan komoditas yang orientasinya fokus pada keuntungan yang bersifat material semata. 

Pendidikan dan kesehatan, misalnya adalah hal-hal vital yang harusnya dijamin oleh Negara, namun faktanya hingga saat ini, kedua hal tersebut malah dijadikan lahan bisnis yang diharapkan dapat memberi keuntungan atau pemasukan bagi negara. 

Saat ini rakyat harus berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar hidup mereka. Padahal seharusnya hal ini dijamin oleh penguasa. Akibatnya tentu saja tidak hanya pada soal pemenuhan kebutuhan, ada banyak aspek berhubungan dengan hal ini yang pastinya juga terdampak. 

Kondisi tekanan ekonomi ini juga tentunya membuat sebagian orang mengalami stress atau tekanan hidup. 

Penerapan sistem sekuler ini juga telah membuat rakyat jauh dari kepribadian dan nilai-nilai Islam. Maka tak jarang saat ini kita jumpai pemberitaan tentang kasus bunuh diri semakin meningkat karena beratnya tekanan hidup yang dirasakan. Belum lagi dari soal penyimpangan perilaku yang marak terjadi selama ini, seperti judi online, pergaulan/seks bebas, berita kriminalitas spt pembunuhan, perampokan, dsb.

Sistem ini membentuk pribadi2 individu yang bermental instan, tak lagi faham dan memiliki rasa takut akan halal haram. Ekonomi sulit, sedangkan kebutuhan mencekik, maka wajarlah tingkat kriminalitas makin tinggi dari waktu ke waktu. Mereka jadi menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Umat ini juga dididik oleh media sosial yang saat ini yang dengan bebasnya bisa masuk dan mewarnai pemikiran umat saat ini. Hampir semua informasi bebas keluar masuk dan mudah diakses oleh masyarakat, tanpa ada filter atau batasan mana yang sekiranya akan memberi dampak baik atau malah sebaliknya. 

Masyarakat tidak memiliki pegangan. Mereka dengan sangat mudah terpapar pengaruh negatif yang berasal dari luar, baik dari media sosial, maupun faham-faham asing/sekuler yang bertentangan dengan Islam. Apalagi saat ini memang tak ada kontrol/penjagaan dari pemerintah atau aparat. 

Amat sangat wajar jika hari-hari ini banyak orang yang terjerat kepada perilaku yang menyimpang seperti judi online, pergaulan bebas, pinjol, aksi bunuh diri, dsb. 

Lemahnya penegakan hukum serta sistem sanksi yang diberlakukan juga telah membuat segala kerusakan dan penyimpangan yang terjadi kian langgeng dan tumbuh subur. 

Kerusakan telah terjadi hampir di segala bidang kehidupan. Tentu saja hal ini mesti segera diakhiri dengan penerapan sistem Islam. 

Hanya Dien Islam yang mampu melepaskan umat ini dari kemerosotan yang terjadi di segala bidang. 

Islam memiliki seperangkat sistem atau aturan kehidupan yang mampu memecahkan berbagai persoalan dan membawa negara ini pada kemajuan di segala bidang kehidupan, serta menghantarkan umat pada kesejahteraan dan kegemilangan hidup. 

Sistem Islam akan mampu membentuk masyarakat serta pemimpin- pemimpin yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 

Yang dengan bekal ketakwaan ini para pemimpinnya akan mampu menjalankan amanah, dan mengelola SDA yang dimiliki guna mensejahterakan umat dengan sebaik-baiknya. Baik dalam hal pengelolaan maupun dalam sistem distribusinya, agar semua rakyat dipastikan dapat turut merasakan kesejahteraan. 

Bukan seperti yang terjadi saat ini, SDA diserahkan atau dijual kepada asing, dan wewenang yang dimiliki malah digunakan untuk memenuhi ambisi kepentingan2 pribadi dan golongan tertentu. 

Penerapan Sistem Islam juga akan mampu melahirkan masyarakat yang bertakwa kepada Allah. Masyarakat yang dididik dengan sistem Islam, akan menjadikan halal haram sebagai standar perbuatannya. Masyarakat akan takut untuk berbuat maksiat dan menghindari hal-hal yang sekiranya akan menjerumuskan mereka dalam perbuatan maksiat yang diharamkan oleh Allah. 

Dengan cara ini, segala bentuk penyimpangan akan dapat dihindarkan karena dalam diri mereka telah ada perisai yaitu rasa takut dan takwa kepada Allah SWT. 

Penegakan peraturan Islam yang dilakukan, tentu akan diiringi dengan penerapan sistem sanksi Islam. 

Karakter sistem sanksi dalam Islam yang mencerminkan ketegasan, akan memberikan efek jera kepada semua masyarakat. Kasus kejahatan yang terjadi tidak akan ditutup-tutupi dari khalayak, namun akan disyiarkan untuk memberi peringatan dan pembelajaran pada masyarakat. Hukuman untuk koruptor/pencuri misalnya, maka akan diberlakukan sistem sanksi Islam, di mana pelakunya akan dihukum sesuai syariat Islam, dan pelaksanaan hukumannya pun akan dipertontonkan di publik agar masyarakat yang lain menjadi jera dan takut untuk melakukan hal yang sama. Begitupun untuk kasus perzinahan, pembunuhan, dan lainnya. 

Sanksi akan dilaksanakan secara terang-terangan, tidak seperti yang diberlakukan saat ini, di mana aturan dan hukumannya sering tidak jelas, bahkan cenderung dapat dibeli jika memiliki uang dan kekuasaan, sehingga hukuman yang dijatuhkan dapat diperingan. 

Jika seperti ini bagaimanakah mungkin rakyat dapat terdidik dan jera untuk berbuat maksiat, jika hukumnya saja dapat dibeli dan dikutak katik sesuai dengan kesepakatan. 

Demikianlah, untuk mengakhiri segala bentuk kerusakan yang terjadi saat ini, hendaklah kita harus segera kembali pada sistem kehidupan yang berasal dari Sang Maha Pencipta, yakni Allah SWT. 

Sistem yang lahir dari Tuhan yang telah menciptakan alam semesta, yakni Sistem Islam. Allah SWT lah yang Maha mengetahui segala yang baik dan buruk untuk manusia. Sistem yang berasal dari Allah SWT inilah yang sesuai dengan fitrah penciptaan, yang memahami bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, yang tak mampu membuat aturan untuk dirinya sendiri. 

Sistem yang rusak ini memang harus segera diakhiri, agar masyarakat/umat ini segara bangkit dan lepas dari segala keterpurukan yang terjadi. Sistem Islam inilah yang akan memberikan mereka jaminan kehidupan sejahtera, aman, dan damai, serta meraih ridho dan keberkahan dari Allah SWT. 

Wallahualam bi showwab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar