Oleh: Imas Royani, S.Pd.
"Gak nyangka sebucin itu selingkuh juga!"
"Gak bisa tidur gara-gara mikirin Emil, aslinya aku patah hati."
"Nyesel dulu aku nganjurin suamiki biar kayak dia, eh ternyata!"
dll.
Demikian sedikit gambaran curhatan emak-emak di media sosial. Namanya emak-emak hobby banget kepoin orang di pelataran rumah atau chatingan sambil ngemil. Padahal yang dikepoin bukan suami, anak, keluarga, bahkan tetangga juga bukan. Belum tentu juga yang dikepoinnya kenal. Secara dia mantan orang nomor satu di Jawa Barat.
Berat! Ujian yang menimpa sang mantan memang berat. Setelah kalah di laga pilkada DKI, dugaan korupsi, sekarang dia sedang menghadapi kasus terungkapnya perselingkuhan empat tahun yang lalu. Meskipun sampai saat ini sang mantan keukeuh menapikan tuduhan tersebut, tapi hati emak-emak terlanjur sakit.
Apalagi bantahan beliau malah semakin meyakinkan kebenaran berita tersebut. Tak ayal jadi semakin menjadi bulan-bulanan netizen. "Katanya hanya kasihan, ingin membantu dengan membiayai kuliah si pelakor, tapi ketemuannya di hotel!" Hah? "Bilang ketemunya hanya sekali jadi gak mungkin itu anaknya." "Lah kalau melakukan, meski sekali ya bisa saja!", dll.
Adalah Lisa Mariana, model seksi yang mengaku memiliki anak dari hubungan gelapnya dengan Ridwan Kamil (Emil) terus berbicara di media sosial. Lisa Mariana yang mengklaim memiliki bukti-bukti baru terus membagikan hal tersebut di Instagram pribadinya.
Melalui unggahan Instagram Story barunya, Lisa Mariana membeberkan bukti tangkapan layar dirinya dengan seseorang yang disebut dekat dengan Emil. Dalam percakapan tersebut terlihat dirinya ditawari sejumlah uang.
Pertama, Lisa Mariana diminta untuk berhenti berbicara mengenai rumor tersebut, perselingkuhan dirinya dengan Emil hingga memiliki anak. Jika bersedia, dia akan ditransfer uang, pertama sejumlah Rp 500 juta jika ia bersedia membantu membersihkan nama Emil.
"15 mnt dari skrng saya trf 500 juta, kalo kamu mau kerja sama utk bersihkan nama bapak, kita jgn umbar2 hal2 sensitif Ig, tolong bilang ke sosmed dan media kalau itu hanya halusinasi saja dan tdk benar, stlh berita itu bisa kita pastikan saya serahkan uang 2 miliar Ig ke lisa," kata isi percakapan tersebut.
Lisa Mariana membalas dengan tegas bahwa dirinya tidak berbohong. Lisa Mariana juga menyebut kalau ia tidak menginginkan uang dan tidak bertujuan memeras Emil dari isu yang dilontarkannya itu.
Lisa Mariana juga mengatakan kalau chat tersebut terjadi sekitar tiga hari lalu. Menilik waktunya, bisa jadi chat tersebut langsung ditawarkan ketika Lisa Mariana pertama kali mengunggah Story tentang hubungan gelap dirinya dengan Emil.
"Ak spill aja drpd capek kan mu di serbu buzzer nya, btw ini chat 3 hari lalu," kata Lisa Mariana mengunggah bukti screenshot percakapan tersebut di Instagram Story-nya.
Menanggapi hal itu, Emil mengunggah gambar dengan tulisan 'Klarifikasi' dengan background berwarna hitam. Dalam unggahannya itu, Emil mengaku bahwa saat ini banyak sekali ujian kehidupan yang tengah dilalui. Ia menyebut, cukup melelahkan jika harus menjelaskannya secara rinci.
"Banyak sekali ujian kehidupan yang sedang saya lalui. Cukup melelahkan untuk menjelaskan satu persatu. Semoga saya bisa melaluinya dengan ridha dan perlindungan Allah SWT," kata Emil dalam unggahan pada media sosial Intagram, Kamis (27/3).
Memang benar, lelah terasa hidup dalam naungan sistem demokrasi kapitalisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan menjadikan semua dilakukan semau gue. Ketika berkuasa, apa-apa pun bisa dilakukan, termasuk menebar cinta. Meskipun dalam klarifikasinya Emil menyebutkan bahwa segala perhatian, kasih sayang_termasuk cinta?_ia berikan semata-mata kasihan dan hanya ingin membantu keuangan terutama biaya kuliah. Meski tidak biasa juga karena bantuan tersebut diberikan di kamar hotel! Biasanya kan pejabat publik mengekspos bagi-bagi bansos untuk pencitraan yang sebesar-besarnya.
Kondisi buruk ini mencerminkan kegagalan sistem sekuler kapitalisme dalam melahirkan insan beriman yang terjaga dari maksiat dan perbuatan buruk. Sistem ini justru mendegradasi kepribadian mulia yang seharusnya dimiliki individu. Sistem sekuler kapitalisme telah menjajah kehidupan manusia, merusak pemikiran manusia sehingga berperilaku lebih buruk dari binatang.
Kondisi itu diperburuk dengan maraknya media yang mengumbar sensualitas. Pornografi, pornoaksi, dan pornoliterasi sangat mudah diakses, bahkan oleh anak di bawah umur. Sayang, penguasa yang seharusnya mampu menghentikan dan memblokir semua situs yang mengandung konten pemicu tindakan mesum, seolah-olah tidak berdaya. Bahkan dia sendiri yang menjadi pelaku utama. Astaghfirullah!
Begitupun dengan kondisi masyarakat yang tidak kalah memprihatinkan. Banyak diantaranya yang masih figuritas. Terlanjur cinta, ingin sang idola tanpa cela, harga mati, idola selamanya. Lupa bahwa sang idola bukan Nabi atau Rasul yang dima'shum (terpelihara dari dosa). Dia adalah manusia biasa yang bisa saja melakukan khilaf dan dosa.
Maka, sudah menjadi konsekuensi. Jika berlebihan mencinta terhadap makhluk (apapun ciptaan Allah SWT.) maka siap-siaplah untuk kecewa. Sebagaimana yang dirasakan emak-emak di atas. Akhirnya yang rugi siapa? Pikiran terkuras untuk terus memikirkannya, waktu terbuang sia-sia untuk berangan yang jelas-jelas tidak akan kesampaian.
Hal ini tidak akan terjadi, jika sistem yang dipakai adalah sistem Islam. Sebagai sistem kehidupan yang sempurna, Islam memiliki mekanisme yang khas dan komprehensif. Sistem pergaulan Islam telah menetapkan sejumlah aturan tertentu yang berupa perintah dan larangan terkait hubungan antara laki-laki dan perempuan. Diantaranya larangan mendekati zina, yaitu campur baur, juga berdua-duaan antara laki-laki dan perempuan bukan dalam urusan yang dibenarkan oleh hukum syara. Mendekatinya saja sudah dilarang apalagi berzinanya.
Islam memang tidak melarang seorang laki-laki untuk berpoligami meskipun tanpa restu istri tua. Yang dilarang adalah hubungan di luar nikah, pacaran, menjadikan gundik, ani-ani, jajan sembarangan, dll. Meskipun dilakukannya hanya sekali, tetap saja itu adalah dosa bahkan termasuk dosa besar.
Adapun anak hasil dari zina, hilang hak waris dan wali dari ayah meskipun dia benar yang menghamilinya. Bukan berarti pelaku bebas dari tanggung jawab. Itu menandakan betapa tidak berharganya perbuatan demikian, dan agar tidak ada manusia yang melakukannya. Seorang perempuan akan berhati-hati dalam menjaga kehormatan dan kemaluannya agar tidak terjerumus dalam lembah kenistaan. Begitu juga laki-laki akan menjaga kehormatan dan kemaluannya, dengan menundukkan pandangannya.
Ada suatu riwayat ketika seseorang menanyakan kepada Rasulullah Saw. bagaimana caranya agar berhenti dari zina. Kemudian Rasulullah Saw. balik bertanya apakah kau memiliki ibu, apakah kau memiliki saudara perempuan. Bagaimana rasanya jika ibumu atau saudara perempuan dizinai? Begitulah yang orang lain rasakan. Akhirnya orang tersebut berhenti berzina karena setiap hendak berzina, ia teringat akan ibu dan saudara perempuannya.
Kesadaran tersebut lahir dari sistem pendidikan yang berlandaskan akidah Islam, sebab sistem pendidikan Islam menjadikan fokus pembelajaran pada amal perbuatan yang nyata, bukan terbatas pada aspek teori. Islam dipelajari untuk dipahami dan diterapkan, bukan demi nilai ujian. Ketaatan pada aturan Islam adalah buah dari keimanan, bukan karena takut terhadap sanksi atau ancaman. Dengan begitu, tiap individu akan berusaha taat dan terikat dengan syariat tiap saat, bukan hanya saat ada yang melihat.
Islam memiliki definisi yang jelas atas kejahatan. Dalam kitab Nizham al-Uqubat wa al-Ahkam al-Bayyinat fil Islam hlm. 3, Syekh Abdurrahman al-Maliki rahimahullah menjelaskan, “Kejahatan adalah perbuatan-perbuatan tercela (al-qabih). Tercela (al-qabih) adalah apa yang Allah mencelanya pula. Itu sebabnya, suatu perbuatan tidak dianggap kejahatan kecuali jika ditetapkan oleh syariat bahwa perbuatan itu tercela. Ketika syariat telah menetapkan bahwa perbuatan itu tercela maka sudah pasti perbuatan itu disebut kejahatan. Hal itu tanpa memandang tingkat tercelanya, yakni tanpa memperhatikan besar kecilnya kejahatan. Hukum syarak telah menetapkan perbuatan tercela sebagai dosa yang harus dikenai sanksi.
Demikianlah, dosa itu substansinya adalah kejahatan. Kejahatan bukanlah fitrah manusia. Kejahatan bukan pula profesi yang diusahakan oleh manusia. Kejahatan bukan pula penyakit yang menimpa manusia. Akan tetapi, kejahatan (jarimah) adalah tindakan melanggar aturan yang mengatur perbuatan-perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Rabbnya, dengan dirinya sendiri, dan hubungannya dengan manusia yang lain.”
Jika kasus pelecehan seksual terjadi, negara akan memberlakukan sistem sanksi yang tegas. Untuk pelaku zina yang belum menikah, baik laki-laki maupun perempuan, akan dijilid sebanyak seratus kali cambukan. Sedangkan pezina yang sudah menikah, akan dirajam sampai mati.
Allah SWT. berfirman:
اَلزَّا نِيَةُ وَا لزَّا نِيْ فَا جْلِدُوْا كُلَّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَا بَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman." (QS. An-Nur: 2).
Hanya saja tidak sembarang orang menuduh berzina tanpa dua orang laki-laki sebagai saksi yang menyaksikan dengan jelas kejadiannya sebagaimana masuknya benang ke dalam jarum. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka boleh satu laki-laki dan dua perempuan. Jika tidak, maka yang menuduh berzina berdosa dan mendapat hukuman pula.
Dengan penerapan sistem sanksi tersebut, selain akan menghasilkan efek jera, juga berfungsi sebagai penebus dosa atas kesalahan yang telah diperbuat pelaku. Sanksi hukum di dalam Islam memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pencegah (agar orang lain tidak melakukan pelanggaran serupa), juga sebagai penebus (atas dosa dari pelanggaran yang dikerjakan pelaku). Sungguh Allah SWT. tidak akan menganiaya manusia sedikit pun. Hanya perbuatan manusia itu sendiri yang menjadikan kesengsaraan bagi hidupnya. Allah SWT. menghendaki demikian agar manusia kembali kepada jalan yang benar.
Sayangnya hal demikian tidak dapat diwujudkan dalam sistem demokrasi kapitalisme. Jika kita menginginkan hal demikian maka sistem yang dipakai saat ini harus segera diganti dengan sistem Islam. Sebab sistem Islam harus diterapkan bukan hanya dalam ranah individu melainkan negara secara global.
Dengan penerapan sistem Islam, tidak akan ada lagi seorang istri yang tersakiti, tidak ada lagi emak-emak kepo terhadap rumah tangga orang, tidak ada lagi pelakor, tidak ada lagi jajan di luar, tidak ada! Mari kita menjadi bagian dalam perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengkaji Islam kaffah bersama kelompok dakwah Islam ideologis dan mendakwahkannya kepada yang lain agar semakin banyak yang tercerahkan.
Wallahu'alam bishshawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar