Evakuasi Bukan Solusi, Bebaskan Palestina Sepenuhnya


Oleh : Amel

Rencana Evakuasi Pemerintah Indonesia

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya mengevakuasi sekitar 1.000 warga Gaza ke Indonesia, terutama korban luka, anak-anak yatim piatu, dan mereka yang trauma akibat agresi militer Israel. (Beritasatu.com, 9/04/25)

Respons publik diwarnai pro dan kontra. Beberapa ormas Islam seperti MUI dan Muhammadiyah menyambut baik dari sisi kemanusiaan, tapi menekankan perlunya kehati-hatian agar evakuasi tidak menjadi langkah yang melemahkan perjuangan kemerdekaan Palestina.


Tragedi Penjajahan dan Krisis Kemanusiaan

Agresi Israel yang brutal menyebabkan ribuan korban jiwa, kerusakan infrastruktur total, dan blokade yang menyulitkan bantuan kemanusiaan. Warga Gaza secara de facto hidup dalam situasi perang dan penjajahan.

Sejak dimulainya agresi pada tahun 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak. Blokade bantuan kemanusiaan sejak 2 Maret 2025 telah memperburuk kondisi, menyebabkan kekurangan pangan dan layanan medis.


Evakuasi Bukan Solusi Final

Evakuasi warga Gaza secara kemanusiaan bisa dibenarkan dalam Islam, tapi bukan solusi final. Islam menuntut perjuangan tuntas: menghapus penjajahan, menyatukan umat, dan menegakkan kembali sistem Islam dalam satu kepemimpinan global. Hanya dengan itu, Palestina dan wilayah Muslim lain bisa benar-benar merdeka dan aman di bawah naungan syariat Allah SWT.


Menolong Sesama Muslim adalah Kewajiban

Dalam Islam, menolong kaum Muslim yang tertindas adalah perintah syar’i: “Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan...” (QS Al-Anfal: 72)

Hijrah atau evakuasi dalam Islam hanya dilakukan untuk menyelamatkan jiwa dan agama, bukan untuk meninggalkan tanah air secara permanen. Dalam konteks Palestina, solusi bukanlah eksodus massal, melainkan pembebasan wilayah dari penjajah.

Islam secara kaffah memandang penjajahan (ihtilal) sebagai bentuk kezaliman yang wajib diakhiri: "Dan Allah tidak menyukai kezaliman" (QS Al-Baqarah: 190).

Maka, evakuasi yang tidak dibarengi upaya membebaskan Palestina secara total bisa menjadi bentuk pasif dari normalisasi penjajahan.


Mengembalikan Peran Khilafah atau Kepemimpinan Islam Global

Islam kaffah memerlukan institusi negara yang memimpin dunia Islam dalam menyatukan kekuatan politik, militer, dan ekonomi untuk membebaskan negeri-negeri Muslim yang dijajah, termasuk Palestina. Tanpa khilafah, umat Islam akan terus terpecah dan lemah dalam menghadapi agresor.

Solusi Islam tidak berhenti pada evakuasi atau bantuan kemanusiaan, melainkan dengan mengerahkan pasukan untuk membebaskan Gaza. Rasulullah SAW dan para khalifah setelah beliau selalu membebaskan wilayah Islam yang diduduki dengan jihad fi sabilillah.


Menyadarkan Umat Islam akan Pentingnya Persatuan dan Ideologi Islam

Umat Islam harus kembali kepada Islam sebagai ideologi (fikrah dan thariqah), bukan sekadar agama ritual. Kekuatan ideologi Islam akan mendorong umat untuk menuntut pemimpin yang benar-benar membela Islam, bukan sekadar pencitraan politik.


Menolak Normalisasi dan Skema Relokasi yang Melemahkan Palestina

Islam melarang segala bentuk pengakuan terhadap penjajah. Evakuasi tidak boleh menjadi pintu masuk bagi relokasi atau pemutihan agresi Israel atas tanah Gaza. Maka, bantuan harus tetap dengan arah perjuangan untuk istikhlaf fil ardh (kekuasaan Islam di bumi).




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar