Oleh: Fithriyati Ummu Tsabita (Revowriter)
Akhirnya ada seruan jihad melawan kekejaman Isr4el dibumi Palestina yang datang dari persatuan ulama muslim internasional (IUMS). Selama ini seruan serupa sudah datang dari ulama berbagai negara, namun suara mereka masih tersekat dalam bilik bilik nasionalisme. Berbagai upaya untuk menghentikan genosida juga sudah banyak dilakukan, dari memberikan bantuan kemanusiaan, obat obatan, gencatan senjata, boikot produk Isr4el dan lain sebagainya. Namun semua itu tidak mampu menghentikan kekejaman Isr4el. Hingga datanglah kabar adanya fatwa ulama internasional untuk melakukan jihad.
Pernyataan fatwa itu disampaikan oleh sekjen Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS)Ali Al Qaradaghi pada Jum'at (4/4/2025). Al Qaradaghi menyerukan kepada semua negara Muslim untuk segera campur tangan secara militer,ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka (sumber : mediaindonesia.com). Al Qaradaghi juga mengatakan bahwa kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap oleh hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara saudara kita yang tertindas di Gaza. Qaradaghi sendiri merupakan salah satu otoritas keagamaan yang paling dihormati di kawasan itu.
Tentu fatwa ini suatu pernyataan yang menggembirakan. Setidaknya telah muncul kesadaran dalam diri para ulama untuk menolong saudara seiman di Gaza dengan jalan seruan jihad melawan Isr4el. Namun, efektifkah seruan tersebut? Akankah negara negara mayoritas muslim bergerak mematuhinya?
Tampaknya seruan itu sulit diwujudkan jika melihat kelakuan negara terdekat Palestina yaitu Mesir yang bahkan membangun tembok tinggi untuk membatasi bantuan masuk dan membatasi warga Palestina mengungsi ke negara mereka. Selain Mesir, masih ada yang dekat dengan Palestina seperti Libanon, Suriah, dan Yordania. Seandainya saja 4 kekuatan negara itu bersatu, cukup untuk menghancurkan Isr4el. Apalagi jika seluruh negara islam bersatu, pasti akan mampu memerdekakan Palestina. Kenyataannya tak ada satupun dari mereka melakukan tindakan secara langsung mengirimkan pasukan militernya.
Tentu ini menjadi keprihatinan dan PR besar umat islam saat ini. Betapa banyaknya umat islam di dunia ini, belum mampu membebaskan Palestina dari penjajahan Isr4el. Lalu dimanakah letak kesalahannya? Akankah Palestina terus menanggung derita sendirian tanpa ada umat yang mampu menolong?
Jawabannya sederhana. Karena umat islam masih terkotak kotak dalam sekat sekat nasionalisme. Sehingga umat hanya berpikir tentang bangsanya. Umat kehilangan empatinya, mencukupkan diri pada kepentingan bangsanya. Yang penting negerinya aman, kebutuhan hidup terpenuhi. Seandainya ada sedikit simpati, itu terbatas pada masalah kemanusiaan belaka. Sekedar mengirimkan bantuan makanan dan obat obatan yang tidak menyentuh dan menyelesaikan akar permasalahan.
Karena Isr4el adalah negara yang menggunakan kekuatan militernya untuk menghancurkan Palestina, melakukan genosida disana, maka lawan yang sepadan juga harus menggunakan kekuatan militernya untuk menghentikan mereka. Bahasa Isr4el adalah bahasa perang, maka harus dilayani dengan perang juga. Dan itu suatu kemustahilan yang dapat terwujud jika kekuatan seluruh negara negara islam bersatu dalam naungan khilafah Islamiyah, sebuah negara yang menerapkan sistem pemerintahan Islam.
Hanya dengan khilafah lah, Palestina akan mampu dibebaskan dan keberadaannya kembali sebagai tanah wakaf kaum muslimin yang penuh berkah. Sehingga fatwa Ulama internasional tidak hanya sekedar seruan, namun akan terwujud secara nyata. Ingatlah sebuah hadist nabi "Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiyayanya dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya maka Allah akan menyampaikan hajatnya, dan siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari kiamat, dan siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka tidakkah hati kalian tergugah wahai para penguasa untuk segera menyambut seruan jihad itu? Wallahu a'lam bisshowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar