Oleh: Nur Hidayati (Lisma Bali)
Setiap bulan sepertinya selalu ada tren baru dan viral di jagat maya. Misalnya saja gerakan velocity, tarian meminta THR, dan sekarang reflek stecu-stecu.
Mengikuti tren demi tren menjadi syarat supaya dinilai tidak ketinggalan zaman. Padahal beberapa tren perlu diwaspadai, seperti gerakan tangan velocity dan tarian meminta THR. Gerakan dan tarian tersebut setelah dicari asal-usulnya ternyata itu adalah simbol satanik dan tarian khas kaum Yahudi. Di Indonesia, gerakan dan tarian tersebut dipakai untuk bukber dan berlanjut sampe hari raya Idul Fitri. Hampir di setiap rumah, mereka menari untuk mendapatkan THR dari tuan rumah.
Miris memang, alih-alih ikutan tren tapi tidak sadar jika itu adalah tarian kaum yahudi dan bertentangan dengan Islam. Dalam Islam telah dijelaskan larangan tasyabbuh, (menyerupai umat lain) diantaranya dalil yang berbunyi "Man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minkum", yang artinya Barangsiapa mengikuti suatu kaum, maka ia termasuk di antara mereka.
Tasyabbuh dalam Islam dilarang karena membahayakan Aqidah dan keimanan seorang muslim, dan tentu saja melanggar syariat Islam. Apapun alasannya hal ini tetap haram, melanggar syariat. Inilah hasil dari didikan sistem saat ini. Masyarakat selalu mengekor atas sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu asal-usul dari apa yang mereka ikuti, yang penting viral ya dianggap bagus dan diikuti. Karena didikan sistem saat ini tidak mengajarkan agar masyarakat mau berpikir lebih cerdas untuk mencerna apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Dan mereka tidak pernah mau belajar tentang sejarah Islam.
Intinya, saat ini kita semua haruslah banyak belajar sejarah Islam dan belajar Islam secara kaffah agar kita terhindar dari tren-tren saat ini yang kiranya dapat membahayakan akidah seorang muslim. Wallahu A'lam Bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar