#KaburAjaDulu : Ironi Kekecewaaan Para Pemuda Terhadap Kepemimpinan di Negeri Sendiri


Oleh : Reshi Umi Hani

Tagar #KaburAjaDulu marak diserukan di sejumlah media sosial, serta sempat menjadi topik tren unggahan di Indonesia. Kondisi ini tentu tidak lepas dari pengaruh digitalisasi terutama sosmed yang menggambarkan tentang kehidupan negara lain yang lebih menjanjikan. Sehingga para pemuda khususnya para terpelajar, mulai banyak melirik ke arah sana.

Kualitas pendidikan yang rendah di dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran beasiswa ke luar negeri di negara maju semakin memberikan peluang untuk "kabur". Di tengah sulilt nya himpitan ekonomi dan akses pendidikan di negeri sendiri, justru membuat nya terlihat seperti sebuah peluang yang menajanjikan.

Sulitnya mencari kerja bertemu dengan banyaknya tawaran kerja di LN baik pekerja terampil maupun kasar dengan gaji yang lebih tinggi di negara maju. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari Fenomena brain drain yang menjadi isu krusial dalam konteks globalisasi/liberalisasi ekonomi yang semakin menguat, dan makin memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang, menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.

Hal ini menggambarkan kegagalan kebijakan politik ekonomi dalam negeri memberikan kehidupan sejahtera. Sistem Kapitalisme yang dijadikan sebagai asas negeri ini adalah akar masalah kondisi ini. Kesenjangan ekonomi tidak saja terjadi di dalam negeri, namun juga di Tingkat dunia, antara negara berkembang dan negara maju. Dimana hal tersebut, jelas telah menuntungkan beberapa pihak dan secara bersamaan juga telah merugikan banyak pihak. Dimana pihak yang di untungkan jelas merupakan para kapitalis.

Berbeda dengan Islam yang mewajibkan negara membangun kesejahteraan rakyat, dan mewajibkan negara memenuhi kebutuhan asasi setiap warga negara individu per indvidu. Sehingga, masyarakat merasa aman dan terpenuhi segala kebutuhannya dimana pun dia berada.

Ada banyak mekanisme yang harus dilakukan negara termasuk diwajibkan menyediakan lapangan kerja bagi setiap laki-laki baligh. Baik di sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa dengan pengelolaan SDA yang Allah limpahkan kepada kaum muslimin.

Seluruh sumber daya alam akan dikelola untuk kepentingan Bersama, tidak akan dikelola untuk segelintir orang, seperti yang terjadi di sistem kapitalis.

Selain itu, strategi pendidikan dalam khilafah mampu menyiapkan SDM yang beriman dan siap membangun negara, dan negara juga peduli dan menjamin kehidupan mereka sebagai warga negara. Sehingga dalam penyelenggaran pemerintahan baik sistem ekonomi, politik keuangan dan segala aspek dalam sebuah negara akan senantiasa di standarkan kepada syariat islam sebagai hukum yang mutlak dalam pengaturan nya.

Maka dengan Tegaknya Khilafah tentu akan menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebab umat islam sudah semestinya berhukum dengan syariat dan aturan islam. Maka dari itu akan terwujudnya dunia yang adil dan Sejahtera.

Wallahua’lam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar