KHUTBAH JUM'AT : GAZA TERUS BERSIMBAH DARAH, SOLUSINYA JIHAD DAN KHILAFAH


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلًا نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى:
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ ۝١٩١ (اَلْبَقَرَةُ) 
Alhamdulillâhi Rabbil ‘Âlamin, Segala puji bagi Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, serta mempertemukan kita di tempat yang diberkahi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallâhu alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Bertakwalah kepada Allah Subhânahu Wa Taâlâ dengan sebenar-benarnya takwa sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS. Âli Imrân [3]: 102)
Sungguh takwa adalah benteng terakhir kita di tengah kehidupan akhir zaman saat ini. Dan sungguh, hanya dengan takwa kita akan selamat di dunia dan akhirat.

Maâsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Di saat umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah Ramadhan dan merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita, penderitaan umat Muslim di Gaza justru semakin memilukan. Sejak 18 Maret 2025, agresi militer Zionis Yahudi kembali dilancarkan, menewaskan setidaknya 1.309 warga Palestina. Serangan membabi buta ini tidak hanya menyasar warga sipil, tetapi juga tenaga medis, jurnalis, dan relawan kemanusiaan. Suasana Ramadhan yang seharusnya penuh kedamaian berubah menjadi duka dan ketakutan yang tiada henti.

Blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang diperketat semakin memperparah krisis di Gaza. Sebanyak 2,4 juta penduduk terancam kelaparan dan kekurangan obat-obatan, sementara rumah sakit dan fasilitas kesehatan telah hancur dihantam rudal-rudal penjajah. Warga Gaza kini berjuang untuk bertahan hidup tanpa akses medis yang memadai, di tengah runtuhnya infrastruktur dan minimnya perhatian dunia. Gaza terus menangis, sementara dunia nyaris membisu.

Maâsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Siapa saja yang mengaku Muslim wajib memberikan pembelaan atas penderitaan yang dirasakan saudara seiman, termasuk kaum Muslim Gaza. Rasulullah Shallallâhu alaihi wasallam telah berpesan:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman (dengan sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari No.13 dan Muslim No.45). Hadits ini menunjukkan bahwa kesempurnaan iman ditandai dengan rasa cinta dan kepedulian terhadap sesama Muslim. Kaum Muslim itu laksana satu tubuh. Jika satu bagian sakit, seluruh tubuh ikut merasakan (HR. al-Bukhari No.6011 dan Muslim No.2586).

Tidak selayaknya seorang Muslim mengabaikan penderitaan Muslim lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi, Allah akan mencela orang yang tak menjenguk saudaranya yang sakit, karena sebenarnya Allah ada bersama orang yang sakit tersebut (HR. Muslim No.2569). Maka, perhatian dan bantuan kepada Muslim Gaza bukan sekadar bentuk solidaritas, tetapi juga wujud keimanan. Wajib hukumnya membantu mereka dengan harta, tenaga, doa, dan seruan dakwah.

Derita Gaza akhirnya mengundang fatwa jihad melawan zionis Yahudi. Sekretaris Jenderal IUMS, Ali al-Qaradaghi, pada 4 April 2025 menyerukan agar negara-negara Muslim segera bertindak secara militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan genosida. Ia mengecam keras diamnya para pemimpin Arab terhadap tragedi Gaza sebagai bentuk kejahatan besar terhadap umat Islam.

Islam tidak mengajarkan penyelesaian melalui diplomasi kosong atau sekadar doa dari mimbar. Jalan syar’i untuk menghentikan penjajahan Zionis atas Gaza adalah jihad fi sabilillah. Allah berfirman: 
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
”Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (QS. al-Baqarah [2]: 194).

Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum Muslim:
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
”Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. al-Baqarah [2]: 191).

Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan bahwa jihad menjadi fardu ain saat negeri Muslim diserang. Bukan hanya kewajiban warga Palestina, tetapi juga Muslim di sekitarnya. Para penguasa negeri-negeri Muslim wajib mengerahkan pasukan untuk membantu Gaza. Allah pun berfirman:
وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ
 ”Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan” (QS. al-Anfâl [8]: 72).

Ironisnya, yang terjadi justru sebaliknya. Para penguasa Arab dan Muslim menutup perbatasan, membiarkan pesawat tempur AS masuk, serta terus berdagang dengan entitas Yahudi. Mereka enggan menggerakkan kekuatan militer yang dimiliki. Diamnya mereka adalah bentuk pengkhianatan besar, dan pengabaian terhadap sabda Nabi:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
”Sungguh hilangnya dunia ini jauh lebih ringan bagi Allah dibandingkan dengan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa haq.” (HR. an-Nasa’i No.3987 dan Tirmidzi No.1395). Ini adalah pengingat keras agar umat tidak tertipu oleh retorika kosong para penguasa tersebut.

Maâsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Sesungguhnya nestapa penduduk Gaza mempertegas betapa rapuhnya umat tanpa perisai pelindung yang kuat. Lembaga-lembaga internasional seperti PBB, Liga Arab, dan OKI terbukti tak mampu menghentikan kebiadaban zionis Yahudi yang disokong penuh oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Mereka justru menjadi pendukung utama dengan suplai dana dan senjata. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam amat membutuhkan institusi pelindung sebagaimana sabda Rasulullah Shallallâhu alaihi wasallam, "Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR. Muslim No.1841). Imam an-Nawawi menjelaskan, Khalifah adalah tameng yang mencegah musuh menyerang dan menjaga keutuhan Islam dengan kekuatannya.
  
Oleh karena itu, derita Gaza, sebagaimana tragedi yang menimpa Muslim Uyghur, Rohingya, dan lainnya, tidak akan terselesaikan tanpa hadirnya Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafahlah institusi pemerintahan yang diwajibkan oleh syariah dan mampu menyelesaikan krisis umat secara menyeluruh dengan menerapkan syariah Islam dan mengerahkan jihad fi sabilillah. Khilafah adalah perisai umat yang sejati, penjaga kehormatan kaum Muslim dan pelindung tanah suci Palestina. Sudah saatnya kaum Muslim bersatu menegakkan kembali Khilafah untuk melindungi agama, darah, dan kehormatan mereka. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ




KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ، اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءَ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَاْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar