Muslimah Ideal, Inspirasi dari Palestina


Oleh : Adrina Nadhirah (Mahasiswa STEI Hamfara)

Saat ini, netizen di media sosial sedang hangat membicarakan drama korea yang berjudul When Life Gives You Tangerine. Drama ini berhasil menyentuh banyak kalangan dengan latar kekeluargaan yang disampaikan dengan sangat berkesan, khususnya terkait pengorbanan seorang ibu membesarkan anak-anaknya di tengah badai dan rintangan yang dihadapi dalam kehidupan. Namun, drama ini hanyalah cerita fiksi yang bisa diambil pelajaran darinya. Di kehidupan nyata, kita bisa melihat dengan jelas pengorbanan para Muslimah di Palestina, yang sedang berkorban nyawa dan raga mereka demi bertahan hidup di negeri yang tiap hari dihujani rudal dan bom. Peperangan di Palestina saat ini telah berlangsung lebih setahun dan mengorbankan banyak nyawa termasuk wanita dan anak-anak. Jika ditanya siapa pun, tidak akan ada yang sanggup bertahan dengan keadaan diserang dengan bom sepanjang hari, mayat bergelimpangan di mana-mana, kekurangan bekalan makanan dan minuman. Namun, yang menakjubkan adalah, keadaan ini tidak sedikitpun membuat para Muslimah di sana gentar atau berhijrah dari palestin. Mereka tetap bertahan memperjuangkan tanah kaum muslimin ini bahkan hingga titisan darah yang terakhir.

Di dada-dada akhbar, terpampang banyak nama Muslimah palestina yang bisa dijadikan teladan. Antaranya Muna al-Kurd, Salwa Skafi dan Nuha Atieh menunjukkan kecekalan wanita di Sheikh jarrah yang tidak akan berganjak daripada melindungi tempat tinggal mereka (middleeasteye.net). Selain itu, banyak Muslimah yang ditempatkan di penjara Israel berjaya menghafal al-Quran salah satunya adalah Abeer al-Kadhi , 46 tahun yang menyembuhkan luka peritnya hidup dengan selalu membersamai al-quran. Dalam tempo 11 bulan saja, beliau dapat menghafalkan 30 juz al-Quran meskipun menghidap penyakit kronis dan disiksa oleh rezim Zionis. Tidak hanya itu, kisah para ibu yang melahirkan anak tanpa obat bius juga sangat menyayat hati. Dilansir dari Financial Times, pengarah Hospital Nasser yaitu Nahded Abou Taima mengatakan bahwa para doctor terpaksa melakukan pembedahan tanpa bius kepada wanita hamil yang cedera akibat serangan zionis, ditambah lagi pembedahannya dilakukan dalam suasana rumah sakit yang begitu sesak dan kurang bersih. Kita bisa mengambil ibrah daripada banyak contoh korban traumatis para Muslimah di Palestina yang diceritakan di berbagai platform sosial media.

Sebagai generasi Muslimah kini, kita dapat melihat kriteria Muslimah ideal dan sejati yang ada pada para Muslimah Palestina walaupun kita hidup di kondisi yang berbeza. Setiap tempat dan manusia diuji oleh Allah dengan bermacam bentuk ujian. Di negara yang lain termasuk di Indonesia, kita mungkin bukan diuji dengan peperangan fisik seperti di Palestina, akan tetapi kita dihadapkan dengan bermacam kondisi kemunduran umat dalam taraf berfikirnya. Untuk menghadapi era perang pemikiran sekarang, dibutuhkan generasi Muslimah yang ideal untuk melahirkan Kembali bangsa yang cemerlang. Iaitu wanita yang taat melaksanakan ibadah dan kewajiban agama, menjalankan tanggungjawab sebagai seorang ibu dengan mendidik anak-anak menjadi generasi pejuang, bekerja dan berkhidmat dalam mendukung agama Allah serta terdidik menjadi wanita hebat yang mementingkan urusan menuntut ilmu daripada hal-hal remeh yang tidak bermanfaat. Inilah kriteria Muslimah ideal yang bisa dicontohi dari Muslimah palestina. 

Peran wanita dalam melahirkan generasi yang akan memperjuangkan kemenangan Islam tidak boleh dipandang sebelah mata. Kita bisa melihat contoh bagaimana keperibadian Siti Khatun, ibu kepada Salahuddin Al-Ayubi, pembebas Baitul Maqdis di zaman kekhilafahan Abbasiyyah. Sejak awal, beliau memang memiliki cita-cita besar untuk mendidik anak yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin. Banyak masalah internal di sistem pemerintahan Islam yang berlaku pada saat itu, namun berkat peran hebat dari para wanita zaman itu yang giat mendakwahkan Islam ke seluruh umat, lahirlah di zaman itu para cendekiawan muslim yang hebat bahkan sampai memenangkan kembali Islam atas orang kuffar dengan merebut kembali tanah Baitul maqdis. 

Benarlah firman Allah dalam Al-quran,
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدٗا   
Artinya : “Dialah Tuhan yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar supaya Dia memenangkan semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi.” [TQS Al-Fath (48): 28].

Islam akan Kembali dimenangkan oleh generasi hebat yang dididik oleh para Muslimah yang hebat. Tanah Palestina tidak akan terbebaskan kecuali dengan hadirnya peran negara Islam atau Khilafah yang dipimpin oleh satu komando jihad. Munculnya negara Islam itu berawal dari para pejuangnya yang giat mendalami Islam dan memperjuangkan tegaknya daulah Islam suatu hari nanti. Wallahualambishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar