Perampasan Tanah Palestina dengan Kedok Evakuasi


Oleh : Sri Setyowati (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung ribuan warga Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Zionis Yahudi. Prabowo akan mengirim pesawat untuk menjemput mereka. Prabowo menekankan evakuasi warga Palestina ke Indonesia nanti bersifat sementara. Para pengungsi itu akan kembali ke tanah air mereka setelah kondisi membaik dan situasi di Gaza memungkinkan.

Prabowo kini juga tengah melakukan kunjungan kerja ke lima negara Timur Tengah meliputi Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dam Yordania dengan salah satu misi yang dibawa adalah untuk mendorong penyelesaian konflik antara Palestina dan Zionis Yahudi. Beliau menilai penyelesaian konflik di Gaza bukanlah perkara mudah dan membutuhkan kerja sama internasional. Namun, dia menekankan bahwa RI berkomitmen untuk mewujudkan penyelesaian konflik tersebut dengan solusi dua negara. (beritasatu.com, 09/04/2025)

Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi 1.000 warga Palestina korban perang Zionis Yahudi-Hamas di Jalur Gaza memicu kontroversi meskipun Menteri Luar Negeri Sugiono telah menyatakan bahwa rencana evakuasi ini bukan berarti relokasi permanen.

Pengamat menganggap wacana itu sebagai blunder yang bisa memicu protes dari dalam dan luar negeri. Pengamat isu geopolitik Timur Tengah Smith Alhadar menyebut Prabowo harus mewaspadai protes dari dalam negeri. Alasannya, rencana kontroversial ini muncul ketika masyarakat Indonesia sedang resah dengan berbagai masalah ekonomi dan politik. Rencana tersebut dikhawatirkan juga akan memantik protes dari luar negeri. Merelokasi warga Gaza diyakini berpotensi memupus harapan kemerdekaan Palestina. Belum ada yang bisa menjamin warga Gaza yang direlokasi dapat kembali ke tanah airnya karena Indonesia dan Zionis Yahudi tidak punya hubungan diplomatik. Dengan demikian, kedua negara tidak bisa meneken perjanjian hitam di atas putih untuk memastikan warga Gaza itu akan bisa dipulangkan kembali. (bbc.com, 11/04/2925)

Dalam UUD 45 disebutkan bahwa penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan dan kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Karena itu, Indonesia seharusnya menentang segala bentuk penjajahan, termasuk yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap Palestina. Pernyataan Prabowo untuk rencana evakuasi tersebut justru berpotensi mendukung Zionis Yahudi melakukan penjajahan, apalagi komitmen negeri ini dalam menyelesaikan masalah Palestina dengan solusi dua negara, jelas menjadi kontra produktif dengan seruan jihad yang diserukan oleh banyak pihak.

Evakuasi atas nama pengobatan atau nilai kemanusiaan apa pun substansinya sama saja, yaitu pengosongan tanah dari pemiliknya. Dengan tanah yang kosong, akan mudah bagi penjajah untuk menguasai wilayah tersebut tanpa ada perlawanan dari pemilik tanah tersebut. Karena itu, rencana membawa warga Gaza ke Indonesia adalah akal-akalan dan tipu muslihat Zionis Yahudi untuk menciptakan preseden, kalau Indonesia membuka pintu, negara Islam lain tidak ada alasan untuk tidak menerima warga Gaza. Dengan demikian semakin lancarlah niat Zionis Yahudi untuk menguasai Palestina. Kita tidak lupa ketika jutaan warga Palestina keluar dari tanah kelahirannya karena diusir oleh Zionis Yahudi saat peristiwa Nakba pada tahun 1948. Tidak ada satu orang pun yang bisa kembali lagi ke tanah Palestina.

Rencana evakuasi warga Gaza tidak bisa dilepaskan dari kepentingan Zionis Yahudi yang selama ini didukung penuh oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Baik Zionis Yahudi maupun AS secara terbuka telah menyampaikan keinginan untuk mengosongkan Gaza.

Relokasi yang dinarasikan evakuasi warga Palestina ke luar negaranya beresiko memperkuat penjajahan oleh Zionis Yahudi dan memperkuat klaim Zionis Yahudi atas wilayah Palestina yang secara tidak langsung menguntungkan agenda pendudukan Zionis Yahudi atas Palestina. Mereka akan leluasa menempatkan warganya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari Zionis Yahudi seperti yang mereka cita-citakan.

Pemindahan penduduk Gaza adalah bentuk ketundukan kepada proyek AS dan Zionis Yahudi dan ini akan menjadi satu jalan bagi kaum kafir untuk menguasai kaum muslim di Gaza Palestina.

Bagi Indonesia, evakuasi tersebut merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia atas kebijakan baru AS menaikkan tarif impor. Keberhasilan upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut akan digunakan sebagai alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Itulah yang terjadi ketika perekonomian tidak mandiri dan tergantung pada negara lain.

Allah Swt. telah mengharamkan adanya suatu jalan bagi kaum kafir untuk menguasai kaum muslim. Allah Swt. telah berfirman, "Dan Allah tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman." (QS. An-Nisa' [4]: 141)

Satu-satunya cara menolong Gaza adalah dengan mengerahkan seluruh potensi umat untuk jihad fi sabilillah. Namun, kita tidak bisa berharap kepada para penguasa muslim yang sedang berkuasa hari ini menjadi garda depan mengomando jihad. Yang mampu merealisasikan jihad hanyalah khalifah yang menjadi pimpinan negara Khilafah. Dengan Khilafah seluruh syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan dapat dilaksanakan.

Sudah saatnya umat berjuang menegakkan Khilafah yang bisa menjadi kekuatan adidaya yang akan menjadi perisai umat. Caranya adalah dengan menggiatkan dakwah untuk membangun kesadaran umat agar paham bahwa Islam bukan sekadar agama ritual, melainkan sebuah ideologi yang datang sebagai solusi atas semua problem kehidupan, termasuk masalah Palestina.

Wallahu 'alam bishshawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar