Oleh: Imas Royani, S.Pd.
Masih ingat cerita Malin Kundang? Kisah anak durhaka yang tidak mau mengakui ibunya yang miskin tersebab malu di hadapan istrinya yang telah menyulapnya menjadi kaya raya. Dengan perasaan hancur sang ibu mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
Ya itulah dahsyatnya kutukan ibu yang telah susah payah merawat dan membesarkannya. Ia rela tak makan, asal anaknya kenyang. Ia rela terjaga asal anaknya terlelap dalam dekapan kasih sayang. Ia rela tidur tak beralas asal anaknya tidur di tempat yang paling nyaman. Itulah ibu.
Namun, apa yang dilakukan ibu Malin tidaklah pantas dilakukan oleh para penguasa muslim kepada Zion*s Isra3l, sebab kutukan mereka tidak menjadikan Zion*s Isra3l menjadi batu. Jangankan kutukan, perintah penangkapan dan penahan dari PBB saja tidak dihiraukan. Gencatan senjata tetap dilanggar.
Dan, yang telah dilakukan Zion*s Isra3l bukan hanya tidak mengakui satu orang ibu, melainkan melakukan genosida terhadap seluruh penduduk Palestin4 yang telah meraihnya saat ia di tepi jurang kenistaan, yang telah menerimanya dan mau berbagi tempat tinggal disaat sedunia mengusirnya. Dan itu bukan sekali ini saja, melainkan telah berlangsung berpuluh-puluh tahun lamanya. Hingga jika dihitung turunan, telah lebih dari tujuh turunan yang dihancurkan.
Perhatikan saja peta Palestin4 ketika dulu sebelum Zion*s Isra3l diterima di sana dengan sekarang. Luasnya semakin sempit terhimpit karena terus-terusan dicaplok oleh Zion*s Isra3l yang tak tahu malu dan tak pernah punya malu, yang tak tahu diri dan tak pernah tahu diri.
Lantas apa yang seharusnya dilakukan oleh para penguasa muslim? Tanah Palestina4 adalah sebuah negeri Islam yang diberkahi. Penduduknya adalah orang-orang yang paling berhak menempati negeri itu daripada yang lainnya. Palestina4 adalah negeri tempat israk Nabi Muhammad Saw. dan tempat beliau bertolak mikraj ke langit. Oleh karenanya, kaum muslimlah yang paling berhak atas tanah ini.
Masalah Palestina4 bukan sekadar masalah kemanusiaan, apalagi selevel dongeng Malin Kundang. Ia adalah masalah Islam dan seluruh kaum muslim sebab Tanah Palestina4 adalah tanah kharajiyah milik kaum muslim di seluruh dunia. Statusnya tetap seperti itu hingga Kiamat nanti. Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah semacam Zion*s Isra3l.
Oleh sebab itu, sikap para penguasa muslim haruslah sebagaimana yang ditunjukkan Sultan Abdul Hamid II yang menolak segala bentuk penyerahan Tanah Palestina4 kepada kaum kafir, meskipun hanya sejengkal. Hal ini sebagaimana yang telah Allah SWT. perintahkan, yakni perangi dan usir!
Allah SWT. berfirman:
قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14).
Sudah seharusnya para penguasa muslim bersatu, bahu-membahu untuk merebut kembali Tanah Palestin4 dari Zion*s Isra3l laknatullah ‘alaih dengan mengerahkan seluruh tentaranya. Kekuatan kaum muslim jika mereka bersatu akan mampu mengalahkan hanya dengan satu hantaman saja. Bahkan sebenarnya jika seluruh kaum muslim mengencing* wilayah yang kini diakui secara sepihak sebagai milik Zion*s Isra3l niscaya akan tenggelamlah seluruh negeri tersebut.
Penyelesaian tuntas masalah ini tidak cukup sekadar mengutuk, melainkan harus diiringi dengan mewujudkan kekuasaan Islam yang berlandaskan akidah dan syariat Islam. Itulah Khilafah Islamiah yang mengikuti minhaj kenabian. Khilafah adalah satu-satunya pelindung umat yang hakiki yang akan melancarkan jihad terhadap siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum muslim. Tentu dengan kekuatan jihad pula, Khilafah akan sanggup mengusir Zion*s Isra3l dari Tanah Palestina.
Sayangnya saat ini para penguasa muslim tersekat nasionalisme yang membuat mereka lumpuh total. Maka, sebelum menghancurkan Zion*s Isra3l terlebih dahulu kita harus menghancurkan sekat tersebut. Menjadi kewajiban kita bersama sebagai muslim menyatukan seluruh negeri muslim untuk kemudian menegakkan Khilafah. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengkaji Islam kaffah bersama kelompok dakwah Islam ideologis dan mendakwahkannya di tengah-tengah masyarakat, tanpa nanti tanpa tapi. In syaa Allah kita pasti bisa. Allahu Akbar!
Wallahu'alam bishshawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar